Resensi novel Dunia Cecilia and the Angel, mulai saya
tulis ketika Kota Tasik sedang diguyur hujan es. Agak mirip lah (maksa dikit)
dengan seting dalam cerita karya Jostein Gaarder ini. Dimana keluarga Cecilia
sedang merayakan Natal dengan penuh kegembiraan di tengah musim dingin.
Namun sayang, Cecilia harus tergolek di atas tempat tidur sehingga tidak dapat merasakan kemeriahan Natal tahun ini. Dia tidak bisa ikut berkumpul bersama keluarga, sambil menyantap hidangan lezat kesukaannya.
Remaja itu hanya bisa menghirup aroma
Natal yang menguar dari lantai bawah, kemudian mengidentifikasinya satu
persatu. Cuping hidungnya menangkap bau asam manis kecambah pedas, bau
pedupaan, bau kulit pohon Natal nan segar, bau kado dll. Bahkan ia pun bisa
mencium aroma yang gaib dan ajaib yaitu aroma Natal itu sendiri.
Matahari kegembiraan perlahan menyirami
wajah Cecilia, ketika tiba-tiba muncul sosok bersuara tinggi dan bening yang
mengenakan jubah putih panjang, tidak
memiliki sehelai rambut pun dan bertelanjang kaki. Duduk di jendela kamar dan memperkenalkan dirinya sebagai malaikat Ariel.
Dialog Surga dan Bumi
Hari-hari Cecilia menjadi hangat sejak
kedatangan malaikat Ariel. Mereka berdialog tentang banyak hal. Nyaris tidak
percaya, Cecilia kini mampu berpikir secara filosofis melampaui usianya. Tidak
lagi seperti cermin yang hanya mampu melihat diri sendiri tanpa bisa melihat
sisi lainnya.
Tetapi kadang-kadang, malaikat Ariel juga sering
membuat gadis itu marah. Cecilia tidak
terima ketika Ariel menyamakan manusia dengan tumbuhan dan hewan.
Menurut malaikat Ariel, persamaan manusia
dengan malaikat adalah sama-sama memiliki ruh yang diciptakan Tuhan. Sedangkan
persamaannya dengan hewan dan tumbuhan yaitu sama-sama memulai hidup sebagai
benih atau sel mungil.
Pada awalnya, sel-sel itu sangat mirip
sehingga tidak bisa dibedakan. Kemudian benih-benih itu perlahan mulai
berkembang, menjelma menjadi berbagai macam tumbuhan sampai manusia dan
jerapah.
Menumbuhkan Harapan Cecilia
Cecilia hidup di tengah keluarga yang
harmonis dan relijius. Ia dan adiknya begitu banyak mendapat curahan kasih
sayang dari ayah, ibu maupun dari nenek dan kakeknya.
Hadiah Natal tahun ini, Cecilia meminta
papan ski dan tobogan yang menurut ibunya kurang pas bagi dirinya yang belum
mampu beraktivitas. Seharusnya Cecilia meminta sesuatu yang bisa dimainkan di
atas tempat tidur.
Tetapi ketika acara membuka kado tiba,
secara mengejutkan gadis itu mendapatkan apa yang diinginkannya. Nenek dan
kakek memberikan papan ski yang dibungkus dengan kertas kado Natal berwarna
biru yang bertaburkan bintang-bintang emas sambil berkata, “Dari Nenek dan
Kakek untuk sang juara ski”.
Sedangkan ayah dan ibu memberinya kado
yang sangat besar sehingga harus dibawa
dari luar. Cecilia dapat menebak dengan pasti, bahwa itu adalah Toboggan.
Hal itu mereka lakukan agar anak sulungnya tidak kehilangan harapan untuk sembuh.
Cecilia Sakit Apa?
Dari awal cerita sampai halaman akhir,
penulis tidak menyebutkan secara spesifik mengenai penyakit yang diderita oleh
Cecilia. Cerita yang dibangun oleh Jostein Gaarder dalam novel ini, memfokuskan
kepada dialog antara Cecilia dengan malaikat Ariel yang disebut penulis sebagai
Kisah Indah Dialog Surga dan Bumi.
Memahami lebih dalam tentang hakikat ke-
ada- an dan Peng-ada-an, mengajak untuk berpikir filosofis dengan bahasa yang
ringan.
Diari Cina
Teman-teman siapa yang dulu suka menulis diari?
Ibarat teman setia dan terpercaya diari itu tempat mencurahkan segala perasaan
terdalam bahkan yang paling norak sekalipun. Makanya digembok, biar aman
wkwkwk.
Sama dengan Cecilia, dalam keadaan sakit, salah
satu cara dia menghibur diri adalah dengan menulis hal-hal yang dia pikirkan dan
rasakan dalam diari yang tersimpan di kolong ranjang. Sebuah buku bersampul
kain yang ia sebut “Diari Cina” pemberian dokter di rumah sakit. Jika diari itu
diarahkan kepada cahaya, benang-benang sutra warna merah, hitam, dan hijau pun
berpendaran.
Cecilia pun menuliskan pokok - pokok dialognya bersama Ariel dalam buku itu
Sampai saya selesai menuliskan resensi
novel Dunia Cecilia and the Angel ini, masih menumpuk segenap pertanyaan yang tak terjawab seperti novel The Magic Library karya Gaarder lainnya. Sungguh
sebuah karya sastra yang sangat recommended bagi siapapun yang tertarik
dengan filsafat.
Judul Buku : Dunia Cecilia (Diterjemahkan dari Through a Glass, Darkly) | Penulis : Jostein Gaarder | Penerjemah : Andityas Prabantoto | Penerbit : Mizan | Tahun Terbit : 2018, Cetakan IX Maret | Jumlah Halaman : 209 | ISBN : 978-979-433-886-5 |
Sepertinya novelnya keren y... resensinya aja menarik bgt.. sepertinya harus baca juga..
ReplyDeleteTidak pernah absen baca resensi novel disini. 👍 thank you
ReplyDeleteBuku novel yang menarik buat dibaca weekend ini... 💞
ReplyDeleteMakasih mba atas review dan ulasan novelnya. Menarik sekali
ReplyDeleteBukunya keren bgt jd pgn baca
ReplyDeleteIsinya bagus, lanjutkan kak ��
ReplyDeleteSaya gak pernah bisa meresensi buku, 😫
ReplyDeleteSalut dah sama, mbaa 👏👏👏
Mantep. . Terus berkarya ya... Sukses selalu
ReplyDeleteKeren mom jadi pengen baca bukunya. Sukses selalu
ReplyDeleteJadi penasaran sama keseluruhan jalan cerita di novel ini 😀. Keren reviewnya ❤
ReplyDeleteMakin penasaran sama isi ceritanya.. Btw terus semangat dalam berkarya ya thor
ReplyDeleteSalfok sama kota Tasikmalaya nih mom, kampung halamanku 😆
ReplyDeleteWah bagus ceritanya. Jadi pengen beli
ReplyDeleteIsi cerita novelnya menarik banget ya spill donk mom harga novelnya?
ReplyDeleteMenarik banget nih,, spill harga & link marketplace nya dong mam
ReplyDeleteceritanya kayak dongeng anak anak, cmn mungkin versi dewasanya hihi
ReplyDeleteBolehh nih jadi salah satu novel yg ku baca
ReplyDeleteAku suka karya Joestin G kebanyakan novel filosofi. Boleh nih jadi referensi berikutnya setelah Le Monde du Sophie
ReplyDeleteKeren-keren nih buku yang diresensi 😍
ReplyDeleteJadi kangen baca buku lagi.
High recomended untuk dibaca
ReplyDeletebener2 recomended bgt buat baca2 mksh mom ❤️
ReplyDeleteBikin penasaran, pengen baca bukunya langsung.
ReplyDeletebelum pernah membaca bukunya, tapi membaca kutipan ceritanya sepertinya menarik ya untuk dibaca, apalagi pas baca dialog bumi dan surga penasaran banget pengen tahu seperti apa detailnya
ReplyDeleteEits, aku ngebayangin kalo baca novel beliau pasti kuulang2 biar paham😄
ReplyDeleteMenarik resensinya nih mbak, penasaran jadinya
Resensinya menarik. Jadi ikut penasaran pada novelnya. Sepertinya ini kisah yang menarik dan berbobot
ReplyDeleteSetiap minggu ada satu novel yang selesai dibaca ya mba? Aku kapan baca novel lagi ya😥
ReplyDeleteResensinya selalu bikin pingin baca juga
ReplyDeleteBebebrapa waktu lalu di tempatku juga hujan es mba, beneran es batu yang klotak-klotak di genteng.
ReplyDeleteBtw aku kalau baca tulisan Jostein tuh kok suka ngantuk ya, mungkin karena bukan genreku, hehe
Tapi ini kayaknya menarik juga sih, jadi mau kepo dulu deh, makasih ulasannya mba.
Gereget kalau baca buku yang endingnya seperti ini. 😅 Namun, menarik juga sih. Dunia Cecilia kayaknya temennya Dunia Shopie, ya. 🤭
ReplyDeleteMba Monicaaa...saya baru mau koment yang sama, sepertinya novel sejenis seperti dunia Shopie ya,...saya belajar filsafat salah satu referensinya novel dunia shopi,...bisa juga nih dunia cecilia jadi tambahan. thankyou for sharing, mba.
ReplyDeleteOkay, ini akan masuk ke list novel yang akan ku beli. Aku suka sekali baca cuplikan di cover bukunya. Ah sukaaa.
ReplyDeleteNovel filsafat itu menyisakan banyak pertanyaan dan bacanya harus fokus ya... Banyak yg rekomendasi novel ini
ReplyDeleteKeren resensinya Mba. Saya belum pernah baca novel yang menurut saya ini berat. Apalagi terjemahan hehe
ReplyDeleteMeresensi buku itu adalah pekerjaan hebat, artinya kita sudah membaca buku itu. Luar biasa kak
ReplyDeleteresensinya lengkap mbak, dah lama ku tak baca novel
ReplyDelete