Saya merasa tidak percaya, sedih, kasian dan berbagai gelombang rasa yang sukar untuk digambarkan dengan kata-kata, memenuhi rongga dada yang tiba-tiba terasa sesak. Ketika mendengar kabar ada anak teman saya, terpaksa harus dikeluarkan oleh pihak sekolah menengah tempatnya menuntut ilmu.
Saya kepo dong apa sih
penyebabnya? Jika diurai satu persatu tentu sangat banyak, dan yang paling fatal adalah karena
dia salah gaul. Berteman dengan anak-anak dewasa yang dikenalnya melalui media sosial.
Saya jadi ingat apa yang
disampaikan oleh Ibu Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, seorang psikolog anak dan remaja, dalam Kuliah
WhatsApp yang dihelat oleh PopMama, Instagram dan Kementrian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI yang bertajuk Bijak Dampingi Remaja
di Media Sosial.
Perempuan cantik yang telah
berpengalaman selama 21 tahun menangani berbagai masalah anak dan remaja
terkait isu perkembangan, masalah belajar, emosi, pengasuhan, dan masalah
lainnya. Mengibaratkan media sosial itu seperti mall yang didalamnya terdapat
banyak orang. Ada orang baik, orang jahat, ada penjual, ada pembeli dll.
Sehingga media sosial yang pada
awal kemunculannya, masih bisa kita anggap sebagai media hiburan semata yang dapat dipisahkan dari
kehidupan sehari-hari. Namun pada perkembangannya, telah menjadi bagian hidup,
seolah-olah tidak dapat dipisahkan lagi antara ofline dan online
karena saling berkaitan.
Menurut Psikolog yang sekarang
aktif praktik menjadi Psikolog Anak dan Remaja di Lembaga Psikologi Terapan Universitas
Indonesia, Rumah Anak Spesial Mandiri Depok, dan Tiga Generasi Klinik Brawijaya
Kemang ini, agar dapat mendampingi remaja tentunya orang tua, guru, konselor,
maupun orang-orang yang dekat dengan dunia remaja itu sendiri. Sebaiknya
mengenali terlebih dahulu sifat dan karakter anak remaja.
Siapakah Anak Remaja?
Remaja adalah anak-anak atau
individu yang berusia 13-18 tahun yang memiliki karakter khas pada tahap
perkembangan ini diantaranya yaitu:
1. Mempunyai keinginan untuk bebas
Mereka sudah tidak mau
diatur-atur dan ingin dipercaya untuk melakukan sesuatu berdasarkan
keputusannya sendiri, karena mereka sudah merasa besar.
2. Mudah Terpancing Emosi
Fungsi-fungsi eksekutif otak
remaja ada yang belum selesai sehingga belum bisa berfungsi oftimal. Sehingga emosi masih memegang peranan penting dalam
pengambilan keputusan dan prilakunya.
3. Sering Melupakan Resiko dan Mengutamakan Reward
4. Cepat Kuasai Teknologi (Gen Z)
5. Kemampuan belajar yang pesat belum diimbangi dengan kendali diri.
Peran Orang Tua dalam Mendampingi Remaja
1. Peran dalam penerapan Aturan
Penerapan aturan tidak dapat lagi
diterapkan secara sepihak oleh orang tua, guru, atau konselor ketika berhadapan
dengan remaja. Sehingga harus dilalukan diskusi untuk membicarakan aturan yang
akan diterapkan, misalnya kapan dia boleh mengakses media sosial? Dimana?
Berapa lama? Dll lalu bernegosiasi dengan mereka kemudian membuat sebuah komitment.
2. Pengawasan
Alhamdulillah tugas kita sebagai
pendamping, kini dipermudah dengan adanya teknologi parenting control
yang telah dihadirkan oleh beberapa aplikasi dan media sosial. Seperti yang
ditawarkan oleh Instagram yaitu parental supervision tool. Selain dapat
digunakan oleh pendamping, tool ini juga dapat melatih anak agar
nantinya dapat melakukan pengawasan secara mandiri.
3. Komunikasi
Komunikasi ini harus dilakukan
secara langsung, hangat, dan terbuka tentang isu-isu apapun yang ada di media
sosial. Oleh karena itu harus ada waktu dating rutin dengan si remaja
untuk membicarakan hal apapun.
Tips Menjalin Komunikasi
1. Pahami Kembali Tentang Remaja
Pahami bahwa mereka sangat
emosional dan pahami juga bahwa mereka sering menguji emosi. Jadi jangan mudah
baper ya menghadapi mereka wkwkwk. Selain itu memahami karakter remaja juga
membantu pendamping dalam mengendalikan emosinya sendiri.
2. Ciptakan Waktu Rutin Berdua
Idealnya setiap hari sediakan
waktu 10-15 menit sehari untuk ngobrol berdua atau 2-3 kali seminggu.
3. Lebih Banyak Mendengar Aktif
Ketika waktu pertemuan itu, orang
tua atau pendamping lebih banyak berperan sebagai “ember” yang menampung segala
cerita dan keluh kesahnya.
4. Jadi Teman Bicara “Gaul”
Orang tua atau pendamping harus
tahu nich tentang isu-isu apa yang
sedang trend dikalangan mereka. Itulah pentingnya kita selalu updated
dengan medsos yang anak-anak ikuti. Jadi ngomongnya nyambung dan enggak
ngebosenin.
5. Tidak Selalu Dimulai dengan Bertanya
Memulai obrolan dengan bercerita tentang apa saja, sehingga lama-lama anak remaja menjadi nyaman karena tidak selalu ditodong dengan pertanyaan atau interogasi.
Kampanye #AnakIndonesiaAmanDigital
Pada tanggal 13 September 2022
Instagram bersama kementrian Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak (PPPA)
RI, PopMama.com dan Momsweetmom
meluncurkan kampanye #AnakIndonesiaAmanDigital. Kampanye ini merupakan wujud
komitmen Instagram untuk membangun flatform yang aman dan positif bagi
setiap penggunanya, termasuk anak-anak remaja.
Melalui kampanye ini diharapkan
semakin banyak orang tua yang sadar pentingnya keamanan anak remaja di media
sosial. Kampanye ini juga mendorong para orang tua untuk berkomunikasi di rumah,
memastikan anak mengkonsumsi dan menghasilkan konten-konten yang positif di
media sosial.
Selaras dengan komitmen tersebut
Instagram menghadirkan fitur terbaru yang diberi nama Fitur Pengawasan di Instagram. Fitur ini bertujuan untuk
memfasilitasi para orang tua di Indonesia agar dapat mengawasi dan mendampingi
anak remajanya di Instagram.
Fungsi Fitur Pengawasan di Instagram
1. Orang tua dapat mengetahui
follower dan following terbaru anak di Instagram. Sehingga orang tua dapat
mengetahui teman terbaru anak dan topik-topik yang menarik perhatian anak di
Instagram
2. Orang tua dapat melihat rata-rata
waktu yang dihabiskan anak untuk berselancar di Instagram dan mengatur durasi
waktunya. Tujuannya agar anak tidak teralihkan perhatiannya dan dapat fokus
pada kegiatan-kegiatan lain. Misalnya pada waktu belajar, waktu tidur malam
atau pada saat makan malam, agar dapat family time bersama keluarga.
3. Jika anak melaporkan suatu
konten atau suatu akun orang tua akan mendapatkan notifikasi.Sehingga orang tua
akan menjadi orang pertama yang mengetahui persoalan anak, dan dapat langsung
mengajak anak untuk membicarakannya. Hal ini dapat menjadi kesempatan bagi
orang tua untuk bertukar pikiran dan lebih dekat dengan anak-anaknya.
Keren banget Fitur Pengawasan
yang dihadirkan oleh Instagram ini, sangat membantu kita sebagai orang tua dalam
mengawasi aktifitas anak remaja di Instagram. Cara menggunakannya juga mudah
banget.
Cara Menggunakan Fitur Pengawasan di Instagram
1. Buka aplikasi Instagram
2. Klik profil
3. Klik tiga garis horizontal
yang ada di kanan atas
4. Klik seting atau pengaturan
5. Klik Supervision / pengawasan
6. Klik add/ tambahkan akun
7. Klik Create invite supaya
dapat diregenerasi menjadi sebuah link
8. Copy link invite
9. Kirimkan link invite ke DM anak agar fitur pengawasan dapat
tersambung ke akun anak. Perlu diperhatikan, fitur ini tidak dapat diaktifkan
secara sepihak oleh orang tua melainkan harus mendapatkan persetujuan dari
anak. Oleh karena itu sangat perlu membangun komunikasi antara anak dan orang
tua. Supaya mendapatkan kesepakatan bersama dalam mengawasai aktifitas anak di
Instagram.
Selamat Mencoba.
Sepakat. Remaja dan sosial media, dua hal yang tak bisa dipisahkan di zaman sekarang. Sementara di sisi lain kehadiran sosmed selain ditinjau dari kebermanfaatannya, juga mau tak mau kita sadari bisa membawa dampak buruk bila tidak bijak menggunakannya. Itu artinya kita sebagai orang tua memiliki tugas besar untuk menjadi self control bagi tumbuh kembang mereka agar tak salah arah ke depannya.
ReplyDeleteYes bener banget Mbak, medsos tu ibarat sebuah wadah yang jual cem macem barang, entah barang itu bagus, jelek, semuanya ada wis pokoknya. Jeli-jelinya kita aja untuk memilih barangnya. Sayangnya, kadang anak belum bisa membedakan yang bagus dan yang jelek, itulah perlunya pendampingan orang tua yang tentu saja dengan mengedepankan komunikasi dua arah ya, Mbak
ReplyDeleteInternet seperti pedang bermata dua ya, Mbak, beragam ilmu yang kita peroleh di dunia maya. Banyak juga kesempatan untuk eksis sekaligus berbisnis. Tapi, tetap ada orang-orang yang nggak sungkan menyebarkan berita yang membuat orang tua resah. Pendampingan untuk remaja yang masih labil, jadi tugas penting orang tua di era digital sekarang
ReplyDeleteBukan cm anak2 yg perlu didampingi, remaja apalagi
ReplyDeleteZmn skrg makin serem soalny y Mbaa
Hadeuh
Ya anak remaja perlu di dampingi bahkan jika bisa stop menggunakan digital segata bebas.
ReplyDeleteDi era digital sebagai pengguna media sosial harus bijak, apalagi untuk anak remaja yang sedang mencari jati diri yaa mbaa
ReplyDeleteSetuju banget dengan peran orang tua yang harus mendampingi anaknya dalam bersosialisasi di dunia online. Agar tetap terjaga dan terarah pada hal-hal yang positif dan bermanfaat.
Remaja oh remaja.
ReplyDeleteUdahlah emosinya labil, hormon meledak² , plus ada godaan bernama socmed.
Ortu memang harus bijak dampingi Remaja ya
Bener banget mba, remaja zaman sekarang tuh masyAllah deh.. takut banget anakku nti kena pergaulan yg engga2 hikss.. mana skrg sosmed begitu banget isinya ya Allah
ReplyDeletebetul banget ya di masa sekarang informasi apapun dapat diakses dengan mudah melalui smartphone, sehingga para orang tua memang wajib sekali mendampingi anak-anak ketika bersosial media, agar menggunakan sosial media sesuai dengan umur dan bijak dalam penggunaannya
ReplyDeleteBaru tahu aku ada fitur pengawasan di instagram. Berarti lebih enak dipasang diam-diam ya. Takutnya waktu tahu akunnya diawasi, si anak malah bikin seccond account
ReplyDeletekudu hati-hati dampingin remaja itu ya, apalagi emosinya belum matang. tapi bersyukur kalo pemerintah dan para pengembang teknologi juga menciptakan dunia teknologi yg aman untuk anak
ReplyDeleteIya harus banget kita mendampingi anak anak remaja dalam mengakses sosial media ya mbak
ReplyDeleteSebab pengaruhnya dahsyat banget
Rada ngeri sih kalau lihat pergaulan anak sekarang bahkan dari SD sudah salah langkah sih. Sosial media dan kebebasan yang terlanjur melekatnke generasi ini pengaruhnya besar sekali
ReplyDeletemenarik fiturnya, bisa diterapkan ke anak yang sebentar lagi menuju remaja, karena jika tidak bijak menggunakan media sosial akan terjebak dalam lingkup yang tidak baik
ReplyDeletezaman sudah berubah sih, mau ga mau ya harus mengikuti agar dapat mendampingi anak melewati masa remajanya dengan baik
Orangtua memang harus aware dengan media sosial anak ya. Tetapi tetap ada caranya supaya anak tidak merasa terganggu.
ReplyDeleteMenjadi orangtua anak gen Alpha ini gak mudah ya..
ReplyDeleteTantangannya adalah komunikasi dan teknologi. Semakin anak dikekang, dikerasin dengan banyak aturan, bisa jadi malah menimbulkan masalah baru. Dan aturan dengan teknologi ini wajib orangtua tau. Fitur Pengawasan di Instagram akan sangat bermanfaat sekali.
Setuju mbak anak-anak remaja memang harus di dampingi ya apalagi sosmed sekarang ini Kaya nggak ada filternya hiks..
ReplyDeleteWah aku baru tahu ada fitur pengamanan IG. Tapi artinya hrs buka hp nya anak dulu ya. Apa anaknya bakal mau? Atau diam2 settingnya? Hehe. Memang masa remaja masa rentan sih. Kalo ga hati2 banget ya serem
ReplyDeletesetuju banget sama poin mudah terpancing emosi, semoga bisa dikontrol yaa
ReplyDeletePeran ornag tua dalam mendampingi remaja penting banget ya krn kalau anak sdh beesar mulai pnya pendapat sendiri nih
ReplyDelete