Beberapa bulan yang lalu,
tiba-tiba bel berbunyi diiringi dengan teriakan “Pakeetttt”. Saya mengira om
kurir salah alamat, karena merasa tidak order
barang apapun. Tetapi pak suami gercep banget menyambar kunci dan lari ke
depan.
“Paket apa Bi?” tanyaku.
Ketika ia kembali dengan membawa paket yang lumayan besar.
“Buka aja”, jawabnya.
Hadeuh bikin penasaran aja, apa ya kira-kira isinya?
Mari kita unboxing.
5 minute later
Ternyata guys isinya
sepuluh buku filsafat segede-gede bantal, yang bikin nyali bacaku ciut. Eit
tapi tunggu dulu, diantara para raksasasa itu terselip satu buku berwarna pink
dengan ukuran sebesar buku tulis yang menarik perhatianku. Buku tersebut berjudul
Meditations Karya Marcus Aurelius.
Who is Marcus Aurelius?
Marcus Aurelius merupakan
kaisar terakhir dari Lima Kaisar Baik Romawi yang berkuasa dari tahun 161 M
sampai 180 Masehi. Meskipun berasal dari
kalangan menengah ke atas, Marcus Aurelius bukanlah seorang bangsawan atau
keturunan raja yang memiliki privilage untuk menduduki tampuk kekuasaan.
Kenapa ia bisa menjadi Kaisar?
Marcus Aurelius sangat
disukai oleh kaisar Romawi yang bernama Hadrian. Kaisar yang tidak dikaruniai
keturunan sampai usia 90 tahun itu, melihat potensi yang begitu besar pada
dirinya. Namun ketika akan diangkat menjadi anak dan dijadikan putra mahkota,
ia masih sangat muda. Sedangkan Hadrian usianya sudah terlalu tua untuk
menduduki kursi kekaisaran.
Akhirnya paman Marcus
Aurelius, Antonius Vius, ikut diangkat menjadi putra mahkota dan menjadi kaisar
menggantikan Hadrian. Setelah Antonius wafat, Marcus Aurelius menggantikan
pamannya. Namun Marcus Aurelius tidak
berkuasa sendirian, ia juga mengangkat saudaranya yang bernama Verus. Sehingga
pada saat itu terdapat raja kembar pada kekaisaran Romawi.
Sumber Gambar : voaindonesia.com |
Tidak lama berkuasa,
Verus meninggal dunia. Akhirnya Marcus Aurelius memerintah imperium Romawi yang
mempunyai wilayah kekuasaan begitu besar itu sendirian.
Pada saat Marcus Aurelius
memerintah, kekaisaran Romawi banyak
mengalami huru hara seperti bencana alam, perang, dan berbagai intrik politik
baik dari kalangan internal maupun ekstenal. Kehidupan keluarganya juga tidak
kalah memprihatinkan dari ke 14 anaknya hanya 6 orang yang hidup sampai dewasa,
istrinyapun diisukan sering selingkuh. Namun Marcus Aurelius mampu mengatasi
semua masalah tersebut dan menjadi seorang kaisar yang sukses.
Kunci Kesuksesan Marcus Aurelius
Marcus Aurelius dikenal
dunia sebagai tokoh filsafat Stoikisme. Dengan berbekal ajaran filsafat
stoikisme, Kaisar Romawi ini menjelma menjadi pribadi yang tangguh, sabar,
ulet, tekun dan akhirnya sukses meraih kemenangan.
Kerenkan? Jadi penasaran seperti
apa sih cara berpikir orang stoik?
Sumber gambar : Indonesiana.id |
4 Cara Berpikir Kaum Stoik
1. Berfilsafat tidak
perlu rumit yang penting baik dan manfaat. Tidak banyak berbicara tentang
hal-hal yang rumit dan besar apalagi kepada orang awam tetapi bertindak selaras
dengan apa yang dipikirkannya tentang kebaikan
2. Menekankan pada
dimensi internal manusia. Termasuk konsepnya tentang kebahagiaan, orang-orang
stoik meyakini bahwa kebahagiaan itu tergantung pada diri sendiri dan tidak
terpengaruh oleh hal-hal yang berada di luar diri.
3. Mempunyai pandangan
bahwa alam semesta ini, mempunyai Logos Universal yang menata alam semesta ini
dengan rasional atau dalam Islam disebut dengan sunatullah. Apapun yang terjadi
pada dirinya, seorang penganut Stoa yang bijak akan melihat kejadian itu
sebagai kehendak sang Logos Universal tersebut.
4. Tugas manusia itu adalah
menyesuaikan kodrat rasional dirinya sebagai bagian dari alam semesta.
Meditations
Walaupun dikenal sebagai
tokoh filsafat Stoik, Marcus Aurelius tidak mempunyai satu karya pun kecuali
satu buku harian yang diterjemahkan
kedalam bahasa Inggris dengan judul Meditations. Buku ini merupakan cara Marcus
Aurelius menjabarkan prinsip-prinsip stoikisme dalam kehidupan.
Judul Buku : Meditations
| Penulis : Marcus Aurelius |Penerjemah : Gita Widya Laksmini Soerjoatmojo |
Penerbit : Noura Books | Tahun Terbit : 2022, Cetakan IV Maret |9786232422155
Pikiran Pengendali
Marcus Aurelius mengatakan
bahwa manusia terdiri dari tiga elemen yaitu tubuh, napas dan pikiran
pengendali.
Pikiran pengendali? Saya
sempat mengerutkan kening, soalnya ini istilah yang baru saya ketahui (maklum
orang awam) . Selama ini yang saya ketahui manusia itu terdiri dari ruh, jasad
dan akal.
Terus apa dong pikiran
pengendali itu?
Pada catatan kaki di
halaman 38 disebutkan pikiran pengendali atau disebut juga directing mind, Hegemonikon, Rasio merupakan kekuatan
tertinggi dalam diri yang hampir identik dengan keilahian dalam diri kita,
fragmen dirinya yang telah diberikan Zeus kepada setiap orang untuk menjaga dan membimbingnya prinsip
penuntun manusia.
Menurutnya tubuh hanya terdiri dari tulang, darah, struktur jaringan saraf, pembuluh darah dan arteri. Sedangkan nafas hanyalah angin yang tidak tetap sewaktu-waktu bisa tercurah dan tersedot lagi. Menyisakan yang satu yaitu pikiran pengendali
“Kamu sudah tua ; jangan lagi kamu biarkan pikiran pengendalimu diperbudak – jangan lagi tergerak oleh untaian benang layaknya boneka bagi dorongan diri yang egois, tidak ada lagi kegelisahan pada masa kini, atau kecurigaan akan nasibmu di masa depan.
Hidup Selaras dengan Alam
Stoikisme menekankan
untuk hidup selaras dengan alam karena setiap bagian dari alam ( termasuk
manusia) mendapatkan hal-hal yang diberikan oleh keseluruhan dan semua yang
melestarikan alam itu. Tatanan alam semesta dijaga dengan seimbang oleh
perubahan unsur-unsur dan perubahan senyawanya.
“Kita semua terlahir untuk saling bekerjasama. Melawan satu sama lain adalah hal yang bertentangan dengan alam”
Dikotomi Pengendali
Ini konsep yang paling
saya suka, bahwa di alam semesta ini ada yang bisa kita kendalikan yaitu
pikiran dan perasaan kita. Dan hal-hal yang diluar diri kita seperti sikap
orang lain, cuaca, banjir, keadaan politik dll, tidak bisa kita kendalikan.
Jadi misalnya saat
terjebak macet tidak usah tantrum dan marah-marah. Dalam stoikisme disampaikan
bahwa otak akan memberi repsresentasi
(Phantasia), sesuai dengan yang pernah dialami pada masa lalu. Pikiran
jika terjebak macet maka akan telat
datang ke kantor lalu dimarahi bos dan hidup akan hancur kalau sampai dipecat.
Sebaiknya
representasi itu dibawa ke pikiran pengendali (Hegemonikon) di hati kita,
kemudian menilai dengan rasio atas apa yang sedang terjadi. Dari sana kita
dapat mengambil tindakan yang rasional sesuai dengan tuntunan Hegemonikon.
Seabreg Petuah Bijak
Kalau ditanya buku
apa yang paling berkesan? Saat ini jawabanku Meditations. Buku ini dengan
seabreg petuah bijak berhasil merubah sudut pandangku dalam menilai kehidupan
ini. Lebay ya? Ya itu itu juga yang terlintas dalam pikiran saya ketika membaca
pengantar editor yang diberi judul Penghiburan Filsafat.
Dia mengatakan
dari buku ini, ia belajar menerjemahkan representasi yang dibuat oleh otak
dengan rasional sehingga masalah yang dihadapinyapun dapat terselesaikan dengan
baik. Dia sangat terkesan sampai
digendong kemana-mana dan hampir semua paragraf diberi sticky note. Terlalu
lebay kan? Gitu amat sih? Dan tadaaaaa aku pun melakukan hal yang sama. Keren
banget pokoknya.
Yu mending
langsung baca aja deh teman-teman Stoik mengajarkan senantiasa berpikir selaras dengan alam dan
berjarak dari sebuah dorongan yang diinisiasi oleh nafsu jadi menjadi stoik
bukan berarti menjadi dingin dan malas karena selalu indiferent atau netral
terhadap sebuah situasi..
Stoik justru
mengajak kita untuk selalu gembira pada masa kini, karena tidak ada alasan
untuk bersedih dengan papun yang terjadi. Sedangkan kita harus selalu bersikap
waspada dan penuh pengharapan dalam menghadapi masa depan.
Okh iya…jangan
khawatir teman-teman buku ini diterjemahkan dengan baik, jadi mudah untuk
dipahami. Ukurannya yang sebesar buku tulis dan tidak terlalu tebal friendly
banget kalau dimasukin tas dan dijadikan teman saat jeda aktivitas.
wuaaah, cocok banget buat bacaan para stoikisme
ReplyDeleteaku juga penasaran sih isinya kayak gimana
ini beli online di mana ya?
Samaa! Aku juga suka konsep dikotomi pengendali ini. Wajib banget diterapkan kalau lagi berada di kondisi nggak enak dan penuh tekanan lingkungan.
ReplyDeleteWah, buku yang penuh hikmah ini ya
ReplyDeleteBisa jadi panduan dalam menghadapi tekanan dari lingkungan
Ini konsep hidup yang sedang digandrungi banyak anak muda zaman sekarang nih Mbak. Stoicism atau Stoikisme. Intinya memang baik sih, belajar untuk menerima takdir dengan lapang dada. Hidup simpel dan selaras dengan alam. Mengendalikan pikiran sendiri dan mengarahkan ke hal-hal positif yang menurut saya juga sesuai dengan ajaran Islam ya.
ReplyDeleteBanyak ilmu tentang memandang hidup dengan bijak buku ini ya. Berat nggak sih bacanya kak?
ReplyDeleteSudah beberapa kali mampir sini dan jadi punya referensi buku untuk dibaca. Tulisan itu benar-benar sebuah legacy yang tidak bisa dikalahkan waktu. Karya dari tahun 160an bisa kita baca di tahun 2020an.
ReplyDeletesudah lumayan sering nih dengar tentang stoik ini tapi masih belum terlalu paham sama praktiknya. tapi pastinya bisa dicoba juga ya gaya hidup stoik ini
ReplyDeleteCakep bangeett bacaan ka Oemy..
ReplyDeleteAku kadang suka lieeuurr duluan sama filsafat, karena mungkin masih ada penolakan ketika membaca. Kudunya berpikir luas dan terbuka untuk bisa mengkaji point per-point dari buku Meditations Karya Marcus Aurelius.
Pingiiin banget menikmati filosofi yang dibawakan beliau untuk kebijaksaan hidup. Yang paling ngena adalah manusia adalah pengendali. Ini persis kaya bukunya Prof. Rhenald yang berjudul "Self Driving".
Aduh mbak oemy, baca artikelnya jadi pengen baca dan mempelajari filsafat kembali deh, seseru itu pemikiran para tokoh dan teori filsafatnya
ReplyDeletewaw pasti banyak banget pelajaran yang bisa diambil dari buku ini, bikin mikir juga ya bukunya.
ReplyDeleteMenarik nih kak, jadi pengen beli bukunya. Poin poin di buku karya Marcus Aurelius seperti bahwa otak akan memberi repsresentasi ini ada juga dalam Islam, jadi kalau kita berfikir yang baik, maka yang terjadi akan baik, sesuai prasangka kita. Ini dijual di toko online kak?
ReplyDeleteOalah, jadi ini toh Marcus Aurelius si tokoh filsafat stoikisme itu. Sekarang stoikisme lagi populer yah, aku juga pernah baca sekilas bukunya Henry Manampiring. Dan bagus banget!
ReplyDelete