-->
  • 10 Quote Marcus Aurelius

     


    Apa sih yang membuat kalian suka pada sebuah buku?

    Penulisnya?

    Genrenya?

    Covernya?

    Isinya?

    Jujur kalau aku berubah-rubah tergantung mood, seringnya fomo sih wkwkwk. Aku tuh kalau melihat iklan baju masih bisa melengos, lihat iklan sepatu masih bisa nunduk, lihat iklan hijab cantik-cantik masih bisa buang muka, melihat iklan skincare yang menjanjikan kulit jadi glowing licin sampai lalat tisorodot kalau hinggap.Aku masih bisa pura-pura enggak lihat.

    Beda kalau pas baca review buku di media sosial dan penilaiannya positif tentang buku itu, aku suka jadi kabita dan pengen beli, benteng pertahanan jebol seketika.  Apalagi kalau ada yang bilang begini “Kamu mau dibeliin buku ini?” pasti mau banget hahahaha.Makanya koleksi bukuku beragam banget.  Mulai dari fiksi, komik, agama, sejarah, politik, sampai filsafat semua ada.

    Tetapi ada satu buku yang sampai saat ini masih menduduki tahta tertinggi buku paling kusuka. Buku ini tidak pernah sekalipun lewat di timeline media sosialku, tidak pernah pula kubaca reviewnya. Jadi bukan fomo ya.

    Waktu itu, suami lagi tertarik belajar filsafat. Jadi semua buku tentang filsafat yang menurut dia bagus dibelinya, salah satunya buku yang berjudul Meditations karya Marcus Aurelius. Iseng aku baca buku ini, ternyata bagus guys. Isinya relate banget dengan suasana kebatinanku (ceilah).

    Setelah membaca buku ini, aku jadi mempunyai cara pandang yang berbeda bila menghadapi sebuah masalah. Dari buku itu kubelajar bagaimana melihat persoalan dengan apa adanya, tidak over thinking dan fokus pada diri sendiri.

    Quote-quotenya jleb, mind blowing banget.

    Penasaran?

    Sini saya spill 10 quote Marcus Aurelius paling kece versiku

    1. Jangan menyia-nyiakan sisa hidupmu untuk memikirkan orang lain, kecuali terkait hal-hal yang menjadi kebaikan bersama. Kenapa kau harus kehilangan waktu dan kesempatan untuk melakukan hal-hal lain yang lebih penting?

    2. Seseorang yang mengutamakan pikiran dan keilahiannya sendiri, dan memuja supremasi ilahi dalam dirinya, tidak membutuhkan drama dalam hidupnya, tidak bertingkah seolah dirinya adalah korban, tidak butuh kesendirian maupun keramaian; dan yang paling utama dari semuanya, ia dapat menjalani hidup dengan sikap tidak mengejar atau menghindar.

    3. Jika kau fokus mengerjakan apa yang ada di depanmu, mengikuti nalar secara sungguh-sungguh dengan penuh tekad, ketenangan, tanpa memberikan perhatian pada gangguan apapun, tetapi menjaga bagian dari dirimu yang ilahiah tetap murni, seolah-olah kau harus segera mengembalikannya; jika kau berpegang pada hal ini tak berharap apapun, tidak takut apapun, tetapi merasa puas dengan yang kau lakukan saat ini karena selaras dengan alam dan dengan kebenaran yang agung di dalam setiap kata dan setiap bunyi yang kau utarakan, maka kau akan hidup bahagia.

    4. Jangan pernah mengambil tindakan tanpa tujuan, atau tanpa berpegang pada prinsip-prinsip sempurna dari seni menjalani hidup

    5. Terdapat dua alasan mengapa penting berbahagia atas apa pun yang tejadi padamu, Yang pertama telah terjadi padamu, diresepkan untukmu dan terkait denganmu, benang takdir yang telah dipintal untukmu sejak awal oleh sebab-sebab paling tua. Kedua, apa yang datang kepada pada setiap manusia adalah bagian yang paling menentukan dari kebahagiaan besar, kesempurnaan dan memang melekat dari apa yang mengatur keseluruhan

    6. Hanya ada satu hasil yang bisa dipetik dari hidup yang dijalani dengan baik, yaitu sikap yang rendah hati dan tindakan yang berguna bagi masyarakat.

    7. Ada satu hal di dunia ini yang sangat berharga, yaitu menjalani hidupmu dalam kebenaran dan keadilan, dengan sikap yang penuh kebajikan, bahkan kepada mereka yang berkata bohong atau bersikap tidak adil.

    8. Tak ada seorang  pun yang bisa menghalangi  keinginanmu untuk hidup selaras dengan kodratmu: peristiwa yang terjadi padamu tidak ada yang bertentangan  dengan prinsip dari kodrat alam semesta.

    9. Jangan melihat kesekelilingmu untuk menemukan pikiran  pengendali milik orang lain, tetapi teruslah melihat lurus ke depan kemana alam mengendalikanmu, baik kodrat universal dalam apa yang terjadi padamu, dan kodratmu sendiri melalui tindakan yang harus kau lakukan.

    10. Orang-orang yang mencoba menghalangimu ketika kau berjalan mengikuti nalar yang benar, tidak akan dapat mengalihkanmu dari tindakan berprinsip, jadi kau juga tidak boleh membiarkan mereka menjatuhkanmu dari niat baikmu terhadap mereka. Sebaliknya, kau harus memperhatikan dirimu sendiri secara setara dalam kedua hal ini, tidak hanya dalam menjaga stabilitas  penilaian dan tindakan,  tetapi juga sikap yang lembut terhadap mereka yang mencoba menghentikanmu atau menyulitkanmu.

    Makin penasaran kan? Mending baca langsung deh bukunya.

     

  • You might also like

    No comments:

    Post a Comment

    Komentar anda merupakan sebuah kehormatan untuk penulis.