Apa sih yang membuat kalian suka
pada sebuah buku?
Penulisnya?
Genrenya?
Covernya?
Isinya?
Jujur kalau aku berubah-rubah
tergantung mood, seringnya fomo sih wkwkwk. Aku tuh kalau melihat iklan baju
masih bisa melengos, lihat iklan sepatu masih bisa nunduk, lihat iklan hijab cantik-cantik
masih bisa buang muka, melihat iklan skincare yang menjanjikan kulit jadi
glowing licin sampai lalat tisorodot kalau hinggap.Aku masih bisa pura-pura
enggak lihat.
Beda kalau pas baca review buku di
media sosial dan penilaiannya positif tentang buku itu, aku suka jadi kabita
dan pengen beli, benteng pertahanan jebol seketika. Apalagi kalau ada yang bilang begini “Kamu mau
dibeliin buku ini?” pasti mau banget hahahaha.Makanya koleksi bukuku beragam
banget. Mulai dari fiksi, komik, agama, sejarah,
politik, sampai filsafat semua ada.
Tetapi ada satu buku yang sampai saat
ini masih menduduki tahta tertinggi buku paling kusuka. Buku ini tidak pernah
sekalipun lewat di timeline media sosialku, tidak pernah pula kubaca reviewnya.
Jadi bukan fomo ya.
Waktu itu, suami lagi tertarik belajar
filsafat. Jadi semua buku tentang filsafat yang menurut dia bagus dibelinya, salah
satunya buku yang berjudul Meditations karya Marcus Aurelius. Iseng aku baca
buku ini, ternyata bagus guys. Isinya relate banget dengan suasana kebatinanku
(ceilah).
Setelah membaca buku ini, aku
jadi mempunyai cara pandang yang berbeda bila menghadapi sebuah masalah. Dari
buku itu kubelajar bagaimana melihat persoalan dengan apa adanya, tidak over
thinking dan fokus pada diri sendiri.
Quote-quotenya jleb, mind blowing
banget.
Penasaran?
Sini saya spill 10 quote Marcus Aurelius paling kece versiku
1. Jangan menyia-nyiakan sisa
hidupmu untuk memikirkan orang lain, kecuali terkait hal-hal yang menjadi
kebaikan bersama. Kenapa kau harus kehilangan waktu dan kesempatan untuk
melakukan hal-hal lain yang lebih penting?
2. Seseorang yang mengutamakan
pikiran dan keilahiannya sendiri, dan memuja supremasi ilahi dalam dirinya,
tidak membutuhkan drama dalam hidupnya, tidak bertingkah seolah dirinya adalah korban,
tidak butuh kesendirian maupun keramaian; dan yang paling utama dari semuanya,
ia dapat menjalani hidup dengan sikap tidak mengejar atau menghindar.
3. Jika kau fokus mengerjakan apa
yang ada di depanmu, mengikuti nalar secara sungguh-sungguh dengan penuh tekad,
ketenangan, tanpa memberikan perhatian pada gangguan apapun, tetapi menjaga
bagian dari dirimu yang ilahiah tetap murni, seolah-olah kau harus segera
mengembalikannya; jika kau berpegang pada hal ini tak berharap apapun, tidak
takut apapun, tetapi merasa puas dengan yang kau lakukan saat ini karena
selaras dengan alam dan dengan kebenaran yang agung di dalam setiap kata dan
setiap bunyi yang kau utarakan, maka kau akan hidup bahagia.
4. Jangan pernah mengambil
tindakan tanpa tujuan, atau tanpa berpegang pada prinsip-prinsip sempurna dari
seni menjalani hidup
5. Terdapat dua alasan mengapa
penting berbahagia atas apa pun yang tejadi padamu, Yang pertama telah terjadi
padamu, diresepkan untukmu dan terkait denganmu, benang takdir yang telah
dipintal untukmu sejak awal oleh sebab-sebab paling tua. Kedua, apa yang datang
kepada pada setiap manusia adalah bagian yang paling menentukan dari
kebahagiaan besar, kesempurnaan dan memang melekat dari apa yang mengatur
keseluruhan
6. Hanya ada satu hasil yang bisa
dipetik dari hidup yang dijalani dengan baik, yaitu sikap yang rendah hati dan
tindakan yang berguna bagi masyarakat.
7. Ada satu hal di dunia ini yang
sangat berharga, yaitu menjalani hidupmu dalam kebenaran dan keadilan, dengan
sikap yang penuh kebajikan, bahkan kepada mereka yang berkata bohong atau bersikap
tidak adil.
8. Tak ada seorang pun yang bisa menghalangi keinginanmu untuk hidup selaras dengan
kodratmu: peristiwa yang terjadi padamu tidak ada yang bertentangan dengan prinsip dari kodrat alam semesta.
9. Jangan melihat kesekelilingmu
untuk menemukan pikiran pengendali milik
orang lain, tetapi teruslah melihat lurus ke depan kemana alam mengendalikanmu,
baik kodrat universal dalam apa yang terjadi padamu, dan kodratmu sendiri melalui
tindakan yang harus kau lakukan.
10. Orang-orang yang mencoba
menghalangimu ketika kau berjalan mengikuti nalar yang benar, tidak akan dapat
mengalihkanmu dari tindakan berprinsip, jadi kau juga tidak boleh membiarkan mereka
menjatuhkanmu dari niat baikmu terhadap mereka. Sebaliknya, kau harus
memperhatikan dirimu sendiri secara setara dalam kedua hal ini, tidak hanya
dalam menjaga stabilitas penilaian dan
tindakan, tetapi juga sikap yang lembut
terhadap mereka yang mencoba menghentikanmu atau menyulitkanmu.
Makin penasaran kan? Mending baca
langsung deh bukunya.
No comments:
Post a Comment
Komentar anda merupakan sebuah kehormatan untuk penulis.