Pagi ini lagi
beres-beres lemari pakaian, pada tahap paling bawah saya menemukan tas perlengkapan
bayi biru muda yang diahiasi gambar-gambar aneka binatang lucu. Di dalamnya
terdapat popok kain, gurita bayi, bedongan, baju, sarung tangan, baju hangat
masing-masing satu pieces, bekas anak-anak yang sengaja kusimpan untuk
kenang-kenangan. Tidak semua kudonasikan.
Melihat
benda-benda itu, kok jadi mellow ya…. (emak cengeng). Rasanya masih segar dalam
ingatan bagaimana pada saat itu dengan penuh bahagia dan suka cita menyiapkan
berbagai perlengkapan itu. Tahu-tahu kini mereka sudah dewasa.
Diantara sekian
banyak hal yang harus disiapkan ketika menantikan kelahiran jabang bayi, bagian yang paling seru bagi saya adalah
menyiapkan nama. Karena pada saat itu, tahun 2003, belum ada internet seperti
sekarang, Bela-belain deh beli sekian banyak buku-buku nama bayi.
Walaupun dari
hasil USG, sudah diketahui jenis kelamin calon anak kami. Tetapi tetap dipersiapkan
sepasang nama cantik untuk anak laki-laki dan perempuan. Karena kan kalau Allah
menghendaki bisa saja berubah.
Sumber gambar : Pinterest |
Hukum Pemberian Nama Anak dalam Islam
Islam dengan syariatnya
yang lengkap mengatur setiap sendi kehidupan pemeluknya. Salah satunya dalam pemberian nama oleh orang tua terhadap anaknya.
Menurut Dr.
Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Anak dalam Islam
(tarbiyatul Aulad) Jilid I, terdapat sejumlah aturan dalam pemberian nama anak yang
mengacu pada Al-Quran dan Hadist yaitu :
1. Waktu Memberikan Nama
Terdapat tiga
hadist Rasulullah Saw yang mengatur tentang waktu pemberian nama anak ini yaitu :
a. Ashabus Sunan
telah meriwayatkan dari Samurah yang berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda
“ Setiap anak itu digadaikan dengan akikahnya. Disembelihkan
(binatang baginya) pada hari ketujuh (dari hari kelahirannya), diberi nama dan
dicukur kepalanya pada hari itu.”
b. Bukhari dan
Muslim meriwayatkan bahwa Sahal bin Sa’ad As Sa’idi berkata ,
“Al Mundzir Ibnu Abi Usaid dibawa ke Rasulullah Saw ketika baru
dilahirkan, kemudian Rasulullah meletakannya di atas paha beliau, sedangkan Abu
Usaid duduk . Lalu Rasulullah bersenda gurau dengan sesuatu yang ada pada kedua
tangannya. Kemudian Abu Usaid menyuruh agar anaknya itu diambil dari paha
Rasulullah, lalu beliau Saw. Bertanya, “Dimana anak itu?” Abi Usaid menjawab , “Sudah kupulangkan ,
Wahai Rasulullah.” Rasulullah bertanya lagi, “Siapa namanya?” Abi Usaid
menjawab, “Si Fulan.” Maka Rasulullah bersabda, “Jangan, tetapi namakanlah ia
dengan Al-Mundzir.”
c. Di dalam Sahih
Muslim dari Sulaiman bin Al-Mughirah, dari Tsabit dari Anas ra. Ia mengatakan
bahwa Rasulullah Saw, bersabda :
“Tadi malam anakku telah lahir. Kemudian aku menamakannya Abu
Ibrahim.”
Dari ketiga hadist
tersebut dapat diambil pemahaman bahwa pemberian nama terdapat tenggang waktu. Boleh
dilakukan pada hari pertama setelah kelahiran. Boleh diakhirkan hingga hari
ketiga boleh juga diakhirkan hingga hari akikah yaitu hari ketujuh setelah
kelahiran. Boleh juga sebelum hari-hari tersebut atau sesudahnya.
Sumber Gambar : Pinterest |
2. Nama-nama yang Disukai dan Dibenci
Hendaknya orang
tua memberikan nama yang baik dan indah kepada anaknya sebagaimana yang
dianjurkan Rasulullah Saw dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad hasan dari Abi Darda:
“Sesungguhnya pada hari kiamat nanti kalian akan dipanggil dengan
nama-nama kalian dan nama-nama bapak kalian. Oleh karena itu, buatlah nama-nama
baik yang baik untuk kalian”
Dalam hadist sahih
Muslim yang diriwayatkan dari Ibnu Umar ra. Rasulullah Saw bersabda :
“Sesungguhnya nama yang paling disukai oleh Allah Yang maha Perkasa
lagi Maha Agung adalah Abdullah dan Abdur Rahman”
Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan oleh orang tua ketika memberi nama kepada anaknya :
a. Tidak
memberikan nama yang nantinya dapat menodai kehormatan dan dapat menjadikan
bahan celaan atau cemoohan orang lain. Dalam sebuah hadist diterangkan bahwa
Rasulullah pernah mengganti nama seorang anak Ashiyah (anak durhaka ) menjadi Jamilah
(cantik)
b. Tidak
memberikan nama anak yang diambil dari kalimat-kalimat yang mengandung makna
pesimis, misalnya Hazn (susah). Sehingga terhindar dari musibah penamaan ini.
c. Tidak
menggunakan nama-nama yang khusus bagi Allah Swt, seperti tidak boleh
menggunakan nama Al-Ahad, Ash- Shamad, Al-Khaliq dll.
d. Diperintahkan agar
tidak memberikan nama yang terlalu mengandung harapan dan optimis. Sehingga
saat mereka dipanggil dan mereka tidak ada, tidak menodai nama-nama tersebut
dengan (menambahkan) kata “Tidak” seperti nama -nama Aflah (yang paling
beruntung), Nafi (yang bermanfaat), Rabah (yang beruntung), dan Yasar (yang mudah)
e. Tidak menggunakan
nama-nama yang disembah selain Allah misalnya Abdul Uzza (hamba berhala), Abdul
Ka’bah (hamba ka’bah), Abdul Nabi (hamba nabi). Para ulama bersepakat
mengharamkan pemberian nama anak, dengan nama-nama tersebut.
f. Diperintahkan agar
tidak memberi nama-nama yang mengandung makna porno, cinta dan semisalnya.
Seperti Hiyam (sangat dahaga), Haifa (yang kecil perutnya dan lembut
pinggangnya), Mayyadah (yang banyak kecendrungan atau pecinta) dll. Kenapa nama-nama
tersebut harus dihindari? Agar umat Islam memiliki kepribadian yang berbeda
dengan umat-umat lainnya.
Sumber Gambar : Pinterest |
3. Termasuk Sunah Menggabungkan Nama Anak dengan Nama Bapaknya
Menggabungkan nama
anak dengan nama bapaknya, merupakan salah satu prinsip yang ditetapkan oleh
Islam. Penggabungan nama ini memiliki efek psikologis dan dampak pendidikan
diantaranya :
1. Akan
menumbuhkan rasa menghormati di dalam jiwa anak
2. Menumbuhkan
kepribadian sosialnya. Sebab anak merasa dianggap dewasa dan merasa dihormati
3. Memberikan rasa
gembira kepada anak dengan panggilan sesuai dengan gabungan nama yang
disukainya
4. Membiasakan
etika berbicara dikalangan orang dewasa dan anak-anak yang sebayanya.
Ternyata ada nama yang begitu disukai oleh Allah dan ada beberapa aturan jga dalam pemberian nama. Memang sie seharusnya kita memberi nama anak kita dengan nama yang baik yang diharapkan akan menjadi doa untuk anak
ReplyDeleteYang menggabungkan nama anak dengan nama bapaknya ini aku justru baru tahu lho. Soalnya selama ini justru katanya jangan digabungin kalo gak ada bin atau bintinya, takut rancu(?) eh atau ada alasan lain apaa gitu gak yaa.. hihi lupa. ntr deh coba cari lagi sebabnya
ReplyDeleteBtw di sekolah ak saya ada anak bernama Haifa lho...
ReplyDeleteAnaknya sih baik, lembut, cantik lah... Ga tau sih maksudnya Haifa apa artinya apakah salah satu yg dilarang ini, atau mungkin mereka saatngasih nama ga tahu akan informasi ini...
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMemang harus hati-hati ya memberikan nama pada anak, karena jadi bentuk doa untuk anaknya.
ReplyDeleteKedua anakku ada nama ayahnya di belakang, dulu pengen saja
ternyata sunah ya
Fokus pada point terakhir, aku dan suami termasuk yang menggabungkan nama anak dengan nama bapaknya, ternyata ini merupakan salah satu prinsip yang ditetapkan oleh Islam ya...Alhamdulillah
ReplyDeleteSebagai muslim. Rasulullah menganjurkan kita memberi nama anak kita dengan nama yang baik dan mengandung doa
ReplyDeleteAku baru tahu ada nama-nama yang tidak disukai Allah. Tapi memang kasih nama anak itu mustinya yang bagus-bagus biar jadi doa yang dibawa dan diucapkan banyak orang.
ReplyDeleteAku baru tahu ada nama anak yg menjurus berbau cinta dan romantis gitu tidak. Boleh dipakai.. Nambah ilmu nih
ReplyDeleteTernyata banyak sekali panduannya ya memberikan nama yang baik bagi anak. Termasuk yang mengandung keromantisan dll. Mudah-mudahan nama anak-anak kita semua sudah sesuai dengan panduan, doa, dan harapan kedua orangtuanya ya.
ReplyDeletememberi nama anak pakai bahasa arab memang sebaiknya kita tahu apa yang dilarang dan dibolehkan ya, mbak. kalau sekarang kayaknya orang tua gen z berlomba-lomba ngasih nama unik dan berbeda ke anak-anaknya dan panjang banget namanya
ReplyDeleteWah, terimakasih ka Oemy..
ReplyDeleteAku jadi berbunga-bunga dengan endingnya yang "Termasuk Sunah Menggabungkan Nama Anak dengan Nama Bapaknya".
Karena namaku adalah nama singkatan Bapak rahimahullah.
Pas aku lahir, karena anak-anak sebelumnya laki semua, jadi Bapak sangat bahagia dan bangga, ditutup sama anak perempuan. Jadilah Bapak memberi nama seperti nama Bapak tapi singkatan.
Semoga Allah senantiasa memberkahi Bapak dan Ibu.
Aku baru aja bikin blog soal kisah dulu ngasih nama 3 anak. Jadi dejavu banget baca postingan ini. Terima kasih infonya mba!
ReplyDeleteNah ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian nama kepada anak ya. Jangan asal keren dan enak didengar. Tetapi juga ada maknanya dan memenuhi kaidah agama.
ReplyDeleteWah, pasti banyak kenangan manis saat melihat tas perlengkapan bayi itu! Rasanya nostalgic banget ya, apalagi setiap item punya cerita tersendiri. Emang waktu berlalu cepat, dan momen-momen indah itu bikin hati melow! 😌💕
ReplyDeleteKalau kata Shakespeare, nama adalah sesuatu yang bermakna. Pastilah ada harapan dan doa orangtua atas anak yang diberi nama. Harus hati-hati kasih nama anak agar ga jadi beban ya. Juga agar ada sesuatu yang baik dalam hidupnya.
ReplyDeletewaaah noted banget ini bun, harus diingat-ingat saat memberikan nama pada anak..seperti nama yang khusus untuk Allah ternyata juga gak boleh ya
ReplyDelete