Ibu kita Kartini
Putri Sejati
Putri Indonesia
Harum Namanya
Ibu Kita Kartini
Pendekar Bangsa
Pendekar Kaumnya
Untuk merdeka
…………………
Teman-teman pasti
tahu dong lagu itu adress to whom? Namanya begitu harum, sebagai
pahlawan yang memperjuangkan kesetaraan bagi perempuan Indonesia. Begitu
istimewa kedudukan putri Jepara ini, Wage Rudolf Supratman pada Kongres Wanita
Indonesia yang digelar 22 April 1929 menciptakan lagu untuknya.
Kisah kehidupan
Kartini juga telah diangkat ke layar lebar, tercatat ada lima film yang
mengisahkan perjuangannya dari masa ke masa yaitu :
1. RA Kartini yang
dibintangi oleh Jenny Rachman tayang pada tahun 1982.
2. Surat Cinta untuk Kartini tayang pada tahun
2016 dibintangi oleh Rania Putrisari dan Chicco Jerikho.
3. Kartini
ditayangkan pada 22 April 2017 dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo
4. Sokola Rimba yang dibintangi oleh Prisia
Nasution ditayangkan pada tahun 2013
5. Yuni yang
dibintangi oleh Arawinda Kirana, tayang pada tahun 2021
Setiap tahun
rakyat Indonesia pun memperingati hari kelahirannya pada tanggal 21 April
dengan meriah, yang melibatkan seluruh elemen masyarakat mulai dari anak pre
school sampai orang-orang dewasa.
Acaranya sangat
beragam sesuai dengan kreativitas masing-masing. Ada lomba fashion show,
lomba menulis essay, lomba menulis cerpen, lomba kebaya, lomba berdandan ala
Kartini dll. Bahkan brand-brand tertentu kalau bulan april suka mengadakan
promo dengan tajuk diskon hari Kartini. Ada juga lho pom bensin dekat rumah
saya, beberapa tahun lalu menggratiskan BBM pada hari Kartini khusus untuk
konsumen perempuan.
Populer bangetkan
beliau? Jadi pasti deh setiap orang Indonesia tahu who is she.
Tapi jujurly
sebenarnya aku tuh tidak benar-benar mengetahui bagaimana ide-ide dan pemikiran
Kartini secara utuh ( ngapain aja ya pas dulu belajar sejarah?)
Jadi penasaran deh
pengen baca bukunya beruntung nemu buku ini.
Judul Buku : Kartini | Penulis : Joost Cote |Penerjemah : Amri
Mahbub Al Fathon |Penerbit : Elex Media Komputindo | Tahun Terbit : 2022 |
Jumlah Halaman : 915 | Harga: Rp. 360.000 | ISBN : 9786230032585 |
Kartini lahir pada 21 April 1879, ia adalah putri regent (Bupati ) Jepara yang bernama Raden Mas Adipati Ario Samingun Sosro Ningrat yang menjabat dari tahun 1880 sampai 1905. Sebagai seorang bangsawan Jawa dan bupati, ayah Kartini yang wafat pada tahun 1905 ini mempunyai kedudukan yang penting dalam pemerintahan Jawa Paralel yang diawasi oleh birokrasi kolonial Belanda.
Kartini terlahir
dari seorang selir (garwo ampil), Ibu Ngasirah, yang dinikahi sebelum istri yang
berkedudukan sebagai bangsawan (garwo padmi). Ia merupakan anak perempuan tertua
kedua dari 11 bersaudara.
Kartini sangat
beruntung memiliki ayah berpendidikan barat yang berpikiran cukup “modern” yang
berkeinginan memutuskan tradisi Jawa, sehingga memungkinkan Kartini dan saudara-saudaranya
dapat bersekolah di sekolah Eropa. Di Sekolah selain mencintai pelajaran bahasa
Belanda, Kartini juga suka pelajaran
geografi dan aritmatika tetapi kurang menyukai pelajaran sejarah.
Setelah menyelesaikan
sekolah dasar pada usia 12 tahun, Kartini melanjutkan pendidikannya secara
in-formal, mungkin home schooling ya kalau sekarang, gurunya adalah Marie
Ovink – Soer istri seorang pejabat kolonial Eropa di Jepara. Berkat Marie Ovink-Soer, Kartini memiliki banyak buku-buku
berbahasa Belanda. Dilengkapi juga dengan surat kabar berbahasa Belanda
terkemuka langganan ayahnya serta jurnal sastra- budaya.
Selain membaca buku, surat kabar dan jurnal berbahasa Belanda, Kartini juga sering melakukan percakapan dalam
bahasa Belanda selama berjam-jam dengan kakaknya, Sosrokartono, yang sedang menuntut
ilmu di Hogere Burgerschool (HBS) yaitu salah satu sekolah tata bahasa
di koloni saat itu yang berada Semarang. Sehingga Kartini memiliki kemampuan
berbahasa Belanda nyaris sempurna.
Kartini mendapat
perhatian publik ketika ia ikut berpatisipasi dalam pameran nasional karya
perempuan, Nationale Tentoonstelling van Vrouwenabeird, yang
diselenggarakan oleh konsorsium organisasi perempuan Belanda yang bertempat di
Den Haag Belanda.
Pameran ini
diadakan untuk menunjukan pentingnya
posisi sosial dan ekonomi perempuan bagi sebuah bangsa dan untuk mengadvokasi
hak perempuan untuk bekerja.
Kartini dan keluarga sekitar tahun 1900 |
Keresahan Kartini
Kartini melihat
keadaan kaum perempuan pada masanya adalah makhluk yang sangat tidak berdaya baik
dalam bidang sosial maupun ekonomi. Karena mereka tidak bersekolah sehingga tidak bisa
menyuarakan apa yang diinginkannya.
Saat itu seorang
perempuan bahkan tidak dimintai pendapatnya ketika mereka akan menikah. Sehingga
mereka sangat menderita ketika memasuki dunia pernikahan dengan orang yang sama
sekali tidak dicintainya.
Kartini juga
melihat hal itu terjadi pada keluarganya
yaitu pada ibu dan kakaknya yang bernama Soelastri. Kartini berpendapat semua
itu bisa terjadi karena kaum perempuan berada dalam gelapnya kebodohan. Jauh
dari ilmu. Sehingga ia beberapa kali menyebutkan dalam suratnya agar masyarakat
Jawa diberikan pendidikan.
Menurutnya
bagaimana seorang perempuan dapat mendidik anak-anaknya dengan baik apabila perempuan-perempuan
itu tidak mendapat pendidikan. Oleh karena itu Kartini ingin menempuh
pendidikan di Belanda. Agar setelah pulang dari negeri kincir angin nanti, ia bisa membuka sekolah sendiri dan mentransfer
ilmu yang ia dapat kepada kaumnya.
Tetapi tentu saja pada
saat itu, keinginannya adalah suatu hal yang hampir mustahil untuk diwujudkan. Walaupun
ayahnya adalah seorang yang moderen dan mempunyai pikiran terbuka, anak
perempuan Hindia pergi ke Belanda untuk bersekolah tidak pernah terjadi
sebelumnya.
Belum lagi tekanan
yang didapat dari kolega dan orang-orang disekelilingnya membuat bupati Jepara
itu tidak begitu saja mengizinkan putri-putri kesayangannya. Okh
iya Kartini berencana pergi ke Belanda bersama seorang adiknya yang bernama
Roekmini, yang akan mempelajari tentang ilmu ekonomi keluarga.
Menurut Kartini
ilmu ekonomi adalah ilmu yang sangat penting dimiliki oleh seorang perempuan,
sehingga nanti akan menjadi salah satu pelajaran yang akan diajarkan di sekolah
mereka. Karena bagaimana bisa pemerintahan kolonial memberi perintah untuk hidup
berhemat, kepada para kepala keluarga jika istri mereka tidak mengerti cara
mengatur keuangan keluarga.
Hambatan yang harus
dihadapi Kartini selain masalah perizinan dari ayahnya. Ia juga
harus menghadapi tembok birokrasi pemerintahan kolonial Belanda yang di
dalamnya terdapat faksi-faksi yang memberikan pandangan berbeda ketika
mengajukan beasiswa.
Kartini, Kardinah dan Roekmini tahun 1901 |
Visioner
Kata Gita Wirjawan
dalam salah satu podcast-nya bersama Reza Rahadian mengatakan orang yang
suka membaca selain mendapat ilmu juga jadi bisa menulis. Orang yang suka menulis
jadi pandai berkomunikasi sehingga membentuk sebuah peradaban.
Saya tuh jadi mengerti
kenapa Kartini mempunyai pandangan yang begitu visioner dan berani mendobrak aturan
adat yang menghambat kemajuan. Karena Kartini sangat suka membaca berbagai
literatur sehingga ia bisa menulis mencurahkan pikiran dan ide-idenya.
Selain
berkoresponden dengan teman-temannya yang ada di Belanda dan Batavia, tulisan Kartini ada juga yang diterbitkan di
media cetak.
Karya Terlengkap
Buku Kartini
karangan Joost Cote’ ini walaupun tidak bisa diklaim sebagai buku yang berhasil
mengumpulkan surat-surat Kartini secara lengkap dalam satu buku. Tetapi karya peneliti senior di Departemen
Sejarah, Monash University selama beberapa dekade ini, merupakan karya yang lebih
kaya dibandingkan dengan publikasi mengenai Kartini yang menjadi dua sumber
utama (berbahasa Belanda) yang telah terbit sebelumnya yaitu Door Duisternis
tot lich: Gedachten over and voor het Javaansche Volk (DDTL) (Through Dark to
Light : Thought about and for The Java People) yang terbit pada tahun 1911
dan Kartini : Brieven (Kartini : Letter) terbit pada tahun 1987.
Harapanku
Saya berharap buku
ini dapat dibaca oleh perempuan Indonesia pada umumnya, agar mereka dapat
mewarisi spirit Kartini sehingga bisa menjadi
wanita yang lebih berdaya, kuat dan bersemangat. Khususnya ibu atau bapak guru
para pendidik di sekolah agar semangat Kartini ini dapat tersampaikan dengan
lengkap kepada anak-anak didik di sekolah.
Ternyata Kartini Itu….
Walaupun perlu
effort untuk membaca buku ini karena tuebel banget dan rada-rada sulit memahami
kontek apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh Kartini dalam surat-suratnya. Kan surat-suratnya
satu arah dari Kartini kepada teman korespondensinya padahal sudah dilengkapi
dengan catatan kaki lho.
Setelah membaca buku ini kekagumanku kepada Kartini naik berkali lipat, semangat belajarnya luar biasa guys, di
tengah berbagai keterbatasan pada saat itu. Ia mau belajar bahasa Inggris, bahasa
Jerman agar bisa baca artikel-artikel dalam bahasa aslinya katanya.
Saya juga dapat
merasakan suasana kebatinannya saat adik perempuan terkecilnya tiba-tiba
dijodohkan dan harus menikah. Bagaimana ia menyimpan harapan begitu besar agar bisa pergi
ke Belanda untuk sekolah.
Dan ternyata
teman-teman saya baru tahu kalau wafatnya Kartini karena…..
. Membaca ini membuat aku terdiam betapa orang-orang dahulu memiliki hati yang lapang dan terus belajar dan belajar..malu sebagai orang yang mager
ReplyDeleteSetelah baca review buku ini sedikit banyak mirip mbaa sama film kartini yg diperankan dian sastro...bagus banget ceritanya menurutku..sosok kartini yang lahir dari seorang selir tapi punya semangat belajar yang sangat tinggi...
ReplyDeleteDari film nya itu aku juga ikut merasakan bagaimana perjuangan wanita pada jaman dahulu untuk dapet pendidikan yang bagus
Wafatnya Kartini setahuku setelah melahirkan putra satu-satunya sih. Tapi ada beberapa versi juga ya...
ReplyDeleteDi rumah, ada warisan dari bapak mertua, buku Habis Gelap Terbitlah Terang itu. Memang agak sulit dimengerti, pemikiran beliau zaman itu. Mungkin harus baca berulang kali baru paham atau gaya bahasa zaman dulu beda dengan sekarang, bisa juga ya...
Tidak bisa dipungkiri faktor kesukaan membaca menjadi salah satu hal yang membuat Kartini sangat kritis ya terhadap lingkungan terutama dalam hal pendidikan bagi para wanita
ReplyDeleteBeliau wafat saat melahirkan putra tunggalnya kan?
ReplyDeleteNyesek bener ..hiks
Setuju jika Kartini sangat suka membaca berbagai literatur maka ia bisa menulis mencurahkan pikiran dan ide-idenya.
Btw, keren dirimu Mba..buku tuebel dan tema berat begini kelar dan direview pula. Salut!
Kartini ini luar biasa ya
ReplyDeleteContoh perempuan Indonesia yang cerdas dan punya tekad kuat untuk terus belajar demi mencerdaskan bangsa
Ini seperti buku biografi yang mengupas kehidupan Kartini ya Mbak? Kartini memang sosok yang hebat ya. Hingga saat ini saja masih menjadi inspirasi kita semua. Seorang yang pandangan dan usahanya sukses memajukan peran wanita Indonesia di kehidupan.
ReplyDeleteSemangat Kartini dalam memperjuangkan perempuan patut diteladani perempuan saat ini dan seterusnya. Semoga para perempuan bisa meneladani Kartini, membaca sejarah beliau, syukur-syukur bisa membaca buku Kartini ini
ReplyDeleteSemangat belajarnya sangat tinggi ya.. Waktu nonton film yg dian sastrowardoyo itu udah terasa sihbagaimana sosok perempuab dulu bagaimana harus pasrah dengan keadaan.
ReplyDeleteSudah baca berbagai versi tentang biografi kartini, jadi pengen baca juga versi yang ini. Walaupun dengan berbagai versi, tapi sosok beliau selalu lekat di hati kita
ReplyDeleteKagum sama Kartini sejak SD dulu. Orang yang punya semangat belajar tinggi dan impian tinggi. Jadi penasaran sama bukunya.
ReplyDeleteBtw Kartini meninggal saat melahirkan anaknya kan?
Aku selalu merasa kagum dengan Ibu Kartini.
ReplyDeleteKarena memang pemikiran di zaman itu tentang perempuan bisa mendobrak paradigma yang ada.
Aku pingin baca buku Kartini. Apakah ada versi digitalnya?
Aku mau cari di perpus digitalku yaa.. Penulis Joost Cote.
ibu Kartini memang menjadi panutan wanita dalam kaitannya semangat belajar dan kritis terhadap kondisi di sekitar. semangatnya menuntut ilmu harusnya memang dimiliki setiap wanita apapun peran yang diambilnya. membahas biografi beliau memang sangat menarik, terimakasih Ibu Kartini.
ReplyDeletemenarik banget mbaa kisahnya, betul-betul bikin perempuan harus tetap bergerak dan berdaya minimal untuk keluarganya juga tak menyerah dalm keadaan apapun
ReplyDelete