Ayah adalah cinta pertama bagi anak perempuannya
Rasanya quotes tersebut sangat cocok untuk menggambarkan
sosok Zarah Amala yang sangat mengidolakan bahkan “memuja” ayahnya yang bernama
Firas. Begitu besar cinta Zarah kepada ayahnya, sampai membuat ibunya sendiri
merasa cemburu.
Kisah mojang Bogor camperenik keturunan Sunda- Arab yang tidak pernah
mengenal kata takut dan menyerah dalam mengejar mimpi yang berkelindan dengan dunia jamur ini, dirajut
begitu apik oleh
Dee Lestari dalam buku ke empat serial Supernova yang berjudul Partikel.
Cukup menghangatkan pagiku yang sangat dingin bersama secangkir teh hangat dan setangkup roti bakar
coklat keju.
Sebenarnya beberapa tahun yang lalu, saya
sudah hatam membaca semua novel serial Supernova yang terdiri dari enam
jilid yaitu : Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh, Akar, Petir,
Partikel,
Gelombang,
dan Inteligensi Embun Pagi.
Partikel ini kubaca ulang dalam rangka mengikut reading
challenge yang diadakan oleh Komunitas Kawan Bentang yang berlangsung selama
sepuluh hari yaitu dari tanggal 10 sampai 19 Juli. Enggak apa-apa ya resensinya
baru ditulis sekarang.
Judul Buku : Partikel | Penulis : Dee Lestari | Penerbit :
Bentang Pustaka | Tahun Terbit : 2014, Desember Edisi II Cetakan Pertama|
Jumlah Halaman : 560 Hal | ISBN : 9786022910558 |
Partikel
Zarah Amala itulah nama yang disematkan Aisyah dan Firas
kepada putri sulung mereka yang berparas rupawan. Masa kecil Zarah begitu
sempurna, ayahnya yang berprofesi sebagai dosen di Institut Pertanian Bogor
(IPB) memberikannya kasih sayang yang berlimpah.
Kehidupan dosen muda ahli mikologi nan berlian itu berporos
pada tiga tempat yaitu rumah, kampus dan Kampung Batu luhur. Bagi Firas Kampung
Batu Luhur bukan hanya kampung halaman tempat ia bertumbuh serta tempat merajut
kasih bersama keluarga kecilnya.
Kampung Batu Luhur adalah labolatorium hidup, tempat ia
bereksperimen menguji teori yang diserapnya dari berbagai buku dan jurnal
ilmiah. Firas pun tidak segan membagikan berbagai hasil penemuannya kepada penduduk
setempat.
Berkat hasil penemuan pak dosen yang tidak pernah tertarik
akan karier akademis atau menjalani bisnis sampingan itu, di Batu Luhur tidak ada lahan kritis yang
terbengkalai dan tak terurus baik pada
musim kemarau maupun musim penghujan. Disana semua pepohonan tumbuh lebih
besar, lebih rimbun dan lebih tinggi dibandingkan dengan kampung lainnya.
Zarah kecil seneng banget ngintilin ayahnya ketika sedang
menjalankan berbagai aktivitas di kampung Batu Luhur. Bak asisten pribadi, ia
selalu siap dan sigap menjalankan perintah apapun dari sang ayah. Termasuk
memotret berbagai hasil penelitian ayahnya dengan menggunakan kamera polaroid
bekas.
Menurut ayahnya, Zarah mempunyai penglihatan yang sangat
bagus. Ia pun berjanji suatu hari akan memberikan kamera “beneran” untuk Zarah
Tidak Bersekolah
Secara de jure (apaan sih bahasanya kayak ahli hukum
aja wkwkwk) Zarah tidak pernah pernah belajar di sekolah secara formal pada
jenjang sekolah dasar. Karena Firas keukeuh ingin mendidik Zarah dengan gayanya
sendiri, walaupun diprotes dengan keras oleh istri dan mertuanya.
Zarah pun merasa tidak kekurangan ilmu pengetahuan. Bagi
gadis belia itu, kebun permakultur, sungai, kebun raya adalah kelas yang sangat
menyenangkan tempat ia mereguk ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya.
Firas pun berani menjamin kepada istrinya bahwa pengetahuan
Zarah di atas teman-teman sebayanya, yang setiap hari harus terpenjara di dalam
kelas dari pagi sampai sore hari. Tetapi Aisyah tetap tidak setuju dengan
pendapat Firas, walaupun Zarah dapat dengan mudah menjawab berbagai pertanyaan
ketika ia mengetesnya.
Baginya sekolah itu tetap harus ada gedungnya, memakai
seragam, dibagi raport ada pelajaran agama dan lain sebagainya. Sebagaimana
sekolah pada umumnya.
Sumber gambar : Pixabay |
Firas Menghilang
Sosok seorang Firas yang begitu sempurna di mata Zarah mulai
berubah ketika ia mempunyai ketertarikan yang sangat akut, bahkan tergila-gila
terhadap jamur. Menurutnya jamur adalah tumbuhan yang sangat ajaib, dapat
memberikan informasi baik dari masa lalu maupun masa depan.
Ayahnya itu mulai jarang pulang, pergi berhari-hari tanpa
kabar. Sampai dipecat dari institusi tempatnya mengajar.
Tentu saja hal itu semakin memperuncing konflik di keluarga
Zarah selain masalah sekolah. Puncaknya ketika Aisyah akan melahirkan anaknya
yang ketiga. Selain proses kelahirannya yang sulit, bayi yang dilahirkannya pun
tidak berwujud bayi pada umumnya. Bentuknya sangat mengerikan bahkan
menakutkan.
Hal tersebut sontak membuat geger Kampung Batu Luhur, mereka
mengatakan bahwa bayi itu adalah bayi kutukan. Karena Firas sering mengunjungi bukit
terlarang, yang berada di tengah kampung mereka yaitu Bukit Jambul.
Tetapi entah bagaimana, walaupun tidak pernah melihat adek
kecilnya yang tidak sempat diberi nama itu. Zarah mempunyai cinta yang sama
besarnya seperti cintanya kepada Hara. Ketika bayi itu meninggal, Zarah merasa
sangat sedih.
Belum lagi rasa sakit akibat kehilangan adiknya hilang, Zarah
pun harus merasakan luka kehilangan yang lebih besar. Ayahnya pergi dan tidak
pernah kembali.
Nenek, kakek dan ibunya berupaya keras mencari keberadaan
Firas, selain meminta bantuan kepada
pihak yang berwajib paranormal dari berbagai daerahpun dikerahkan.
Tetapi hasilnya nol besar.
Ketiadaan ayahnya, membuat dunia Zarah jungkir balik. Ia
dipaksa harus bersekolah oleh ibu dan nenek kakeknya.
Kehadiran Zarah di sekolah yang sangat jago ilmu pengetahuan
alam tetapi minus pelajaran agama membuat heboh seluruh sekolah. Terutama
ketika guru agama menerangkan tentang asal mula penciptaan manusia. Ada yang
tahu kenapa? Karena Zarah mempunyai konsep yang sangat berbeda dengan yang
diterangkan oleh gurunya.
Kejadian itu membuat murka sang kakek yang dikenal sebagai
tokoh agama, dan semakin memperuncing konflik diantara keduanya.
Sumber gambar : Pinterest |
Hadiah Kejutan
Ketika Zarah akhirnya berhasil menyelesaikan sekolah dengan
segala dramanya wkwkwkwkwk. Ia memutuskan untuk hidup sendiri di kebun milik
ayahnya dengan berbekal satu ransel perlatan kemping.
Suatu pagi ketika gadis itu berulang tahun yang ke 17, Hara mengabarkan bahwa ia disuruh pulang oleh
ibunya. Bagaimanapun kerasnya konflik, kasih sayang ibu tidak akan pernah
luntur kepada anaknya. Aisyah menyambut kehadiran anak sulungnya dengan segenap
rasa, walaupun tidak bisa dipungkiri seperti ada dinding yang tidak tertembuas
diantara mereka.
Sebagaimana emak-emak
di seluruh kolong langit (ini menurutku ya bukan menurut survei hahaha), bahasa
cintanya emak itu act of service. Kalau anaknya datang, segala
dihidangkan, segala diada-adain dech pokoknya.
Begitupun dengan Aisyah, perempuan cantik itu menghidangkan
makanan-makanan kesukaan Zarah, lengkap dengan kue lapis pandan coklat. Yang
ludes dalam tempo yang sesingkat-singkatnya ke dalam perut Zarah wkwkwkwk.
Setelah urusan di meja makan selesai, Aisyah pun menyerahkan
sebuah paket tanpa nama pengirim yang tiba di rumah mereka beberapa hari
sebelumnya.
Kira-kira apa ya isinya?
Ternyata isinya….
Kasih tahu enggak ya?
Yes isinya sebuah kamera yang mempunyai tampilan ekslusif, elegan,
antik dan mahal. Melihat kamera itu sontak mengingatkan Zarah kepada Firas, dan
semakin menguatkan keyakinannya bahwa Firas masih hidup.
Kamera itu membawa Zarah berpetualang ke berbagai belahan
dunia sebagai wildlife photographers, dengan satu keyakinan yang tidak pernah
redup bahwa kamera itu akan
menghubungkan dia dengan pengirimnya untuk melacak keberadaan Firas.
Belajar Biologi
Membaca Partikel ini seperti belajar Biologi, banyak banget
istilah-istilah yang bertalian dengan ilmu hayat itu. Terutama tentang dunia
perjamuran yang juga berkelindan dengan dunia spiritual.
Novel-novelnya Dee Lestari emang tidak pernah gagal sih, risetnya
sangat mendalam sehingga cerita yang dihadirkan seperti nyata adanya. Tetapi
konflik yang dihadirkan dalam novel ini rada-rada “aneh” menurut saya.
Bagaimana ceritanya Abah Hamid Jalaludin yang dikenal
sebagai tokoh agama tidak setuju Firas yang nota bene anak angkat kesayangannya
menikahi putri kandungnya yaitu Aisyah. Pernikahan itu kan tidak melanggar
syariat? Kenapa enggak boleh?
Membaca Ulang
Walaupun novel ini saya baca ulang, tapi tetep aja seru. Tidak
bosan sama sekali, malah saya seperti mendapat sudut pandang baru dan jadi
lebih ngeh aja gitu. Kalau dulu pas baca pertama kali novel yang diceritakan
dengan pola sandwich alias dengan alur maju mundur cantik ini, yang diingat
hanya bagaimana Zarah dikhianati dengan begitu sadis oleh sahabatnya sendiri.
Sekarang lebih dari itu, saya lebih mengerti nilai-nilai
spiritual dan pesan yang disampaikan agar kita sebagai manusia jangan sombong
karena sejatinya zat-zat pembangun kita tidak jauh-jauh beda kok dengan
tumbuhan dan hewan.
Saya belum pernah baca satu pun buku karangan dee. Pengin baca, tapi entah kenapa kok belum kesampaian hingga hari ini hehe.
ReplyDeleteSepertinya novel partikel seru kalau bisa dibaca dari awal. Tentu setelah baca dari resensi di sini mbak.
Aku ga lengkap baca serial Supernova yang terdiri dari enam jilid ini..hiks. Jadi pengin tuntas baca semua. Sika dengan karya Dee yang memang dilatari riset yang ga kaleng-kaleng membuat pembaca hanyut berasa ikut dalam alur cerita. Keren!
ReplyDeleteMakin menggebu pingin baca novel tapi waktu yang tidak bersahabat..
ReplyDeleteLhoo, kok jadi pengen baca lagi. Kayanya aku udah lamaaa banget baca ini, dan masih lupa lupa ingat ama alur ceritanya. Tapi baca reviewnya kok jadi pengen baca lagi yaaww. Emang sih mba Dee ngga pernah gagal kalau membawa kita bertualang dan nambah banyak insight baru.
ReplyDeleteSerasa diingatkan. Saya pernah baca tapi karena udah lama malahan jadi lupa. Hehe...
ReplyDeleteTapi iya, semakin banyak kali kita baca, malah akan nambah insight dari beberapa sudut pandang. Makin memperdalam pesan yang dikandung dalam cerita tersebut
Aku belum pernah baca novel dee satu pun kak...takut duluan kalo bahasa nya berat secara deekan sepertinya puitis sekali yaa tapi setelah baca review ini kok jadi makin tertarik yaa buat coba baca...masukin wishlist deh buku dee lestari..meskipun agak terlambat gpp lah ya drpd gak baca sama sekali :)
ReplyDeleteSelalu kagum sama karyanya Mba Dee Lestari aku tuhh masyaAllah semoga habisni beliau melahirkan karya baru lagi yaak hehehe udah menungggu2
ReplyDeleteNovel-novelnya Dee itu deep banget. Dia kalau nulis risetnya enggak main-main. Suka sama tulisannya Dee sejak di Supernova Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh. Ini lagi baca yang Akar tapi lagi kedistraksi banyak hal. Jadi belum kelar baca. .
ReplyDeleteMenarik banget sepertinya alur ceritanya Mbak. Agak-agak misterius tapi dekat dengan kehidupan sehari-hari ya latarnya. Penasaran ke mana sebenarnya Pak Firas pergi. Apakah Zarah dan ibundanya masih bisa bertemu lagi. Karya-karyanya Mbak Dee Lestari ini memang unik-unik.
ReplyDeleteDengan membaca kembali novel yang telah dibaca jadi mempunyai sudut pandang lain dalam mengambil hikmah ya Kak
ReplyDeleteSaya pun suka dengan karya Dee ini, risetnya kuat dan ceritanya mengalir, serasa masuk dalam ceritanya
Konfliknya cukup mendalam yaaa... Dee Lestari selalu keren dalam membangun suatu kisah beserta penokohan yang sangat kuat. Jadi penasaran nih pengin tau, kemana sebenarnya pak Firas?
ReplyDeleteAku belum pernah baca seri nove supernova. oke, jadi wish list untuk dibaca
ReplyDeleteAku pikir dari 6 jilid, Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh, Akar, Petir, Partikel, Gelombang, dan Inteligensi Embun Pagi ini saling sambung menyambung. Ternyata bener-bener berbeda yaa.. Dan aku berharap, kisah lainnya juga segera diangkat ke layar lebar. Karena memang tulisan Dee itu se-deep ituuh.. Suka bangeeett..
ReplyDeleteCeritanya membawa pada dunia baru ya.. Memang kalau baca buku berulang ada feel yang berbeda. Semacam melihat dr sudut pandang tokoh yang berbeda
ReplyDelete