Meskipun Bung Hatta Telah Tiada,
Bung Hatta Akan Tetap Hidup
Dalam Hati Kami
Cita-Cita Bung Hatta
Akan Senantiasa
Menyinari Perjuangan Kami
Itulah teks yang terukir dalam batu peringatan yang terdapat
di kompleks pemakaman Bung Hatta di Tanah Kusir, yang dibuat oleh Presiden
Soeharto.
Teman-teman ada yang pernah mempertanyakan, kenapa Mohammad
Hatta dikebumikan di Tanah Kusir tidak di Taman Makam Pahlawan seperti para
pahlawan lainnya?
Menurut Halida Nuriah Hatta, putri bungsu Bung Hatta, itu adalah
keinginan Bung Hatta sendiri. Dalam surat wasiatnya Wakil Presiden Republik
Indonesia Pertama ini menulis bahwa beliau ingin dikuburkan di kota Jakarta
yang menjadi pusat perjuangan dan pusat kegiatan pergerakan politik nasionalnya
untuk bangsa Indonesia. Pada kalimat berikutnya Bung Hatta berkata ingin
dikuburkan di pekuburan biasa (bukan di makam pahlawan) dengan keterangan tertulis “ Ingin berada di
tengah-tengah rakyat yang nasibnya telah saya perjuangkan selama hidup saya”.
Wasiat tersebut dibagikan oleh putri Bung Hatta bersama
kenangan-kenangan indah lainnya dalam buku yang berjudul Bung Hatta di Mata
Tiga Putrinya.
Judul Buku : Bung Hatta di Mata Tiga Putrinya | Penulis :
Meutia Farida Hatta, Gemala Rabi’ah
Hatta, Halida Nuriah Hatta | Penerbit : PT. Kompas Media Nusantara | Tahun
Terbit : 2021, Januari Cetakan Ketiga |
Jumlah Halaman : x + 294 hal | ISBN : 9789797099886 |
Bung Hatta di Mata Tiga Putrinya
Bung Hatta merupakan sosok yang begitu istimewa, kepribadian
yang begitu luhur, integritas dan kecintaannya kepada bangsa Indonesia tiada
yang meragukan. Begitu setianya Bung Hatta kepada cita-cita perjuangan tidak
segan ia rela mengalahkan kepentingan pribadinya.
Beliau memiliki sumpah “Tidak Akan Menikah Sebelum Indonesia
Merdeka”, oleh karena itu Bung Hatta baru menikah tanggal 18 November 1945,
pada saat usianya tidak muda lagi yaitu 43 tahun dengan seorang gadis berdarah
Jawa -Aceh yang berusia 19 tahun. Setelah di comblangin oleh Bung Karno.
Terus mas kawinnya unik banget lho, biasanya kan kalau orang
menikah itu mas kawinnya berupa perhiasan,seperangkat alat sholat atau uang
yang jumlahnya unik sesuai dengan tanggal pernikahan dll. Kalau Bung Hatta
maskawinnya adalah buku karangannya yang berjudul Alam Pikiran Yunani. Buku
tersebut ditulisnya saat beliau sedang menjalani pengasingan di Banda Neira.
Dari pernikahannya tersebut Bung Hatta dikaruniai tiga orang
putri cantik yaitu :
1. Meutia Farida Hatta Swasono
Putri sulung Bung Hatta ini lahir di Jalan Reksobayan No 4
Yogyakarta 21 Maret 1947, pada saat ibu kota pemerintahan dipindahkan dari
Jakarta Ke Yogyakarta. Sebagai anak sulung, tentu saja kebersamaan beliau
bersama Bung Hatta lebih kaya dibandingkan kedua adiknya.
Banyak hal yang dibagikan beliau dalam buku ini diantaranya
pengalaman menemani Bung Hatta ke Honolulu pada tahun 1968 dalam rangka
memenuhi undangan East West Centre (EWC) selama enam bulan. Pada saat itu Bung
Hatta didaulat sebagai senior fellow yaitu pakar yang diundang untuk menulis
buku dan memberikan ceramah sesekali kepada mahasiswa tingkat doktoral dan
dosen-dosen University of Hawaii (UH) yang tertarik pada topik sejarah dan
politik.
Keikutsertaan Meutia menggantikan ibunya yang tidak bisa
mendampingi Bung Hatta karena mengasuh kedua adiknya. Tugasnya adalah mempersiapkan
segala keperluan ayahnya mulai dari mencuci, memasak, menyetrika dan berbagai
tugas rumah tangga lainnya.
Pada saat itu, Meutia belum terlalu pandai memasak. Tetapi
ayahnya selalu menikmati masakannya dan tidak pernah berkomentar negatif .
2. Gemala Rabi’ah Hatta
Putri kedua Bung Hatta ini lahir di Jakarta, 2 Maret 1952.
Namayang diberikan ayahnya memiliki makna yang sangat cantik, Gemala berarti
batu mulia atau batu permata. Sedangkan Rabi’ah namanya mirip dengan kakak
ayahnya yaitu Rafiah.
Sang Uni yang sangat disayangi oleh Bung Hatta, keduanya sudah menjadi anak yatim sejak berusia belia. Tidak heran mereka berdua mempunyai ikatan batin yang begitu kuat dan istimewa.
Gemala kecil sering merasa heran ketika melihat ayahnya sering
menolak ketika ada orang yang ingin mencium tangannya. Hal itu sering
ditanyakan kepada Bung Hatta tetapi tidak pernah mendapat jawaban. Ayahnya
hanya menanggapi dengan senyuman, padahal untuk hal lain Bung Hatta tidak
pernah menolak untuk memberikan jawaban.
Bertahun-tahun kemudian dari sikap dan tingkah laku ayahnya,
Gemala belajar mengamati bahwa ayahnya takut dikultusindividukan dan takut
dalam hatinya terdapat rasa sombong dan seakan takut kepada Allah kalau sampai
dirinya tidak disayangi-Nya karena adanya sifat ingin membesarkan diri diri di
hatinya.
3. Halida Nuriah Hatta
Putri bungsu Mohammad Hatta ini sebagaimana kakak keduanya
lahir di Istana Wakil Presiden yang terletak di Jalan Gambir pada tanggal 25
Januari 1956. Sebagai anak bungsu, Halida tidak memiliki kenangan yang banyak
tentang rumah besar itu. Karena tidak lama ayahnya meletakan jabatan sebagai
wakil presiden Republik Indonesia setelah terpilihnya DPR dan konstituante.
Sebagai mantan wakil presiden sebenarnya Bung Hatta
dimungkinkan untuk tetap tinggal di rumah besar tersebut. Tetapi sebagai orang
yang memiliki integritas, beliau memilih tinggal di rumah pribadinya yang
terletak di jalan Menteng.
Tetapi bukan berarti Halida tidak memiliki kenangan bersama ayah
tercintanya, Halida merasa beruntung memiliki seorang ayah seperti Bung Hatta. Yang
selalu memegang prinsip bahwa seseorang yang mempunyai status tertentu dalam
masyarakat harus selalu mengerti untuk menjaga martabatnya.
Selalu Ada Untuk Putrinya
Saat sekarang banyak anak yang kehilangan sosok ayah atau
dalam bahasa kerennya fatherless, putri-putri Bung Hatta walaupun mempunyai
ayah yang memiliki kedudukan tinggi dengan aktivitas banyak tetapi Bung Hatta
selalu ada buat mereka.
Misalnya ketika beliau harus berobat ke Eropa karena pada
saat itu dunia kedokteran di Indonesia belum secanggih seperti sekarang. Dalam
keadaan sakit, beliau masih sempat mencarikan guru les untuk anaknya agar dapat
masuk SMA dengan nilai yang bagus.
Setelah selesai membaca buku ini, saya semakin kagum
terhadap wakil presiden Republik Indonesia yang pertama ini, integritas,
kejujuran dan keberaniannya sangat luar biasa. Ia tidak pernah takut untuk
menyuarakan kebenaran.
Bisa banget nih dicontek pendidikan parenting yang
diterapkan Bung Hatta kepada putri-putrinya. Dalam bersikap selalu memberikan
teladan yang baik dan memberikan pendidikan karakter melalui kegiatan
sehari-hari.
Masyaallah. Beruntung banget para putrinya memiliki ayah seperti Bung Hatta, ya. Idolaku sejak kecil.
ReplyDeleteBelajar parenting bahkan bisa mencontoh para teladan jaman dulu termasuk pendidikan parenting yang diterapkan oleh Bung Hatta.
ReplyDeleteBung Hatta sebagai sosok laki-laki tuh family man ya...setia dan dekat dengan keluarga. Terbukti juga ketiga putrinya rukun hingga kini , Masya Allah, sebuah teladan pendidikan parenting bagi kita semua
ReplyDeleteWah aku paling suka baca buku geografi seperti ini, terutama tokoh-tokoh yang memiliki pengaruh besar, seperti Bung Hatta, ada banyak pelajaran hidup yang bisa dipetik dari perjalanan tokoh-tokoh tersebut, Cusslah pingin baca bukunya juga.
ReplyDeleteAku baru tahu loo ternyata kalo bung hatta saat proklamasi ternyata belum menikah dan baru tau juga tentang janjinya ini..
ReplyDeleteBener2 sosok yang sangat menjunjung tinggi nasionalisme sehingga mengesampingkan keperluan pribadinya...
Kalo melihat sosok dan membaca ceritanya ini terlihat beliau sangat mengayomi putri2 nya,,jadi pengen baca bukunya ini:)
ko samaan ya sama Pak Hatta ternyata anaknya cewek-cewek, hehe. salut sama perjuangan beliau dan kecintaannya pada rakyat Indonesia, semoga menjadi semangat kita juga untuk terus berkarya untuk bangsa meski di tengah kondisi yang tiak baik-baik saja
ReplyDeleteBener-bener salut sama ketiga putri Bung Hatta, meskipun kehilangan sosok ayah namun bisa memberi kenangan berharga. Bung Hatta tetap menunjukkan integritasnya, kejujuran dan keberaniannya.
ReplyDeleteMemberi teladan dan pendidikan karakter yang baik tak hanya pada putri-putrinya tapi bagi kita semua. Jadi pengen baca bukunya deh.
Salut atas kesederhanaan wakil presiden pertama RI ini. Sekelas wakil presiden lho, saat itu mengandalkan anak sendiri untuk jadi asisten dalam tugas di luar negeri
ReplyDeleteBandingkan dengan pejabat sekarang
Jangankan ke luar negeri sebagai tugas, rumah dinas di daerah sendiri saja banyak macam permintaannya
Dalam bersikap selalu memberikan teladan yang baik dan memberikan pendidikan karakter melalui kegiatan sehari-hari. cara ini juga merupakan cara yang diajarkan Rasulullah kepada umatnya
ReplyDeleteSelalu istimewa mengenal sosok beliau, apalagi diceritakan secara langsung oleh ketiga putri Bung Hatta.
ReplyDeleteBuku Bung Hatta di Mata Tiga Putrinya bagus sekali yaa.. selain kisah juga disertai foto yang menangkap momen terbaik dan menjadi bukti kehangatan cinta seorang Ayah.
Saya baru tahu tentang kisah Bung Hatta ini Mbak. MasyaAllah ya pribadi beliau ternyata. Sampai makam pun memilih untuk bersama rakyat pada umumnya. Kebayang perasaan bangga putri-putrinya memiliki ayah seperti Beliau.
ReplyDeleteMasya Allah, bung Hatta benar-benar sosok bapak negara yang bapak banget. Meskipun sibuk dengan negara tapi tetap memberikan porsinya sebagai bapak ke anak-anak
ReplyDeleteKetiga putrinya pasti bangga ya memiliki sosok ayah pahlawan nasional yang rendah hati dan sangat sayang dengan keluarga.
ReplyDeleteaku salfok sama nama putri keduanya. Solanya putri keduaku juga namanya Gemala, hihi
ReplyDeletesemoga aku bisa meniru pola asuh Bung Hatta :)
Jadi penasaran sama bukunya, paling suka sama biografi gini jadi bisa lebih mengenal meski melalui tulisan, aplagi tentang Bung Hatta
ReplyDelete