Petualangan Harry Potter dalam
buku keempatnya yang berjudul Harry Potter And The Goblet of Fire atau dialihbahasakan
dalam bahasa Indonesia menjadi Harry
Potter dan Piala Api. Keseruan dan aroma mistisnya sudah terasa sejak paragraf
pertama kisah ini dimulai.
Sehingga dorongan untuk
melahapnya dengan rakus begitu kuat, jadi tidak heran kalau buku setebal lebih
dari delapan ratus halaman ini dapat kutuntaskan kurang dari seminggu. Bener-bener
deh, JK. Rowling lihai banget menggambarkan berbagai peristiwa dengan keanehan
dan keabsurdan yang terjadi di dunia sihir, yang membuat imajinasiku begitu
liar.
Judul Buku : Harry Potter And The Goblet of Fire ( Harry Potter dan Piala Api)| Penulis : JK Rowling | Alih Bahasa : Listiana | Penerbit : Gramedia Pustaka | Tahun Terbit : 2002, Februari Cetakan Kesebelas| Jumlah Halaman : 896 Halaman | ISBN : 9796558548
Tanda Kehadiran Voldemort
Pada suatu hari di musim panas, tiba-tiba
Harry terbangun karena mengalami mimpi aneh dan merasakan bekas luka di
keningnya berdenyut. Selain terasa sangat menyakitkan, hal itu juga membuat
anak berkacamata bulat itu menjadi gelisah dan khawatir. Karena ia tahu betul itu adalah tanda keberadaan
pangeran kegelapan, Voldemort, penyihir hitam yang sangat mengerikan berada
tidak jauh darinya. Seperti yang dikatakan oleh Dombledore.
Oleh karena itu, Harry ingin mengadukan apa yang dirasakannya
kepada orang-orang terdekatnya. Yang
pertama terlintas dalam pikirannya, ia akan menceritakan kejadian yang dialaminya
dengan mengirim surat kepada dua sahabatnya yaitu Ron Weasley dan Hermione Granger. Tetapi setelah
ditimbang-ditimbang kemungkinan jawaban yang akan diberikan oleh mereka, Harry
mengurungkan niatnya.
Kemudian bayangan yang muncul
dalam benaknya setelah nama kedua
sahabatnya tereliminasi adalah Dumbledore. Harry menganggap kepala sekolah
Hogwarts itu pasti dapat mengartikan mimpi dan rasa sakit pada bekas lukanya
dengan lebih meyakinkan. Tetapi
masalahnya, ia tidak tahu Dumbledore Sedang menghabiskan musim panasnya dimana.
Itu bukan masalah besar
sebenarnya karena Hedwig, burung hantu miliknya, dapat mengirimkan surat kepada
Dumbledore walaupun ia tidak tahu alamatnya. Yang menjadi masalah sesuangguhnya
adalah ia bingung apa yang akan dituliskannya, belum apa-apa sudah merasa
konyol sendiri dengan isi surat yang
akan dikirimnya itu.
Ada yang bisa menebak, kepada
siapa kira-kira, akhirnya Harry mengirimkan suratnya?
Piala Dunia Quiditch
Harry begitu saja melupakan
keresahannya ketika petugas kantor pos mengantarkan surat dari keluarga Weasley
ke rumah Paman Vernon di Privet Drive No 4. Arthur Weasley sengaja mengirimkan
suratnya ala Muggle. Dengan menggunakan surat berprangko, katanya sih biar
tidak mencurigakan.
Tapi guys, prangkonya
kebanyakan hahaha….hampir menutupi semua permukaan amplop dan hanya menyisakan
sedikit untuk menuliskan nama. Jadi tetep aja mengundang tanya dari petugas pos
yang memicu kemurkaan Paman Vernon kepada Harry.
Surat itu mengabarkan bahwa Harry
akan dijemput oleh keluarga Weasley untuk menyaksikan Piala Dunia Quiditch yang
sudah dinantikan oleh Harry dan teman-temannya.
Paman Vernon dan Bibi Petunia
serta anak tunggalnya pada hari yang sudah dijanjikan, menunggu tamu sihirnya
dengan penuh ketegangan terutama Dursley. Ia masih sangat trauma berurusan
dengan penyihir. Karena beberapa tahun yang lalu, ia pernah disihir menjadi
manusia berekor akibat tingkahnya membuat jengkel seorang penyihir gondrong
berbody bongsor yang menemui Harry. (kebayang enggak? Gimana takutnya anak itu)
.
Harry mengira ayahnya Ron akan
menjemputnya dengan menggunakan mobil. Ternyata mereka datang dengan
menggunakan bubuk flo yang menyebabkan perapian di rumah itu meledak
berantakan.
Sumber gambar : Epic Games |
Pas adegan ini lucu banget, pasti
orang-orang yang bukan penyihir mah reuwas pisan. Dan bukan hanya kaget
hal itu menyebabkan tingkat kebencian Paman Vernon kepada para penyihir
meningkat ratusan kali lipat. Apalagi anaknya menjadi sasaran kejailan kakak
kembarnya Ron. Mereka sengaja menjatuhkan permen yang kalau dimakan akan membuat
lidah menjadi ungu dan bertambah panjang seperti ular. Kasian juga sih tapi da
jahat, ya sudah itu mah konsekuensi.
Pada hari pertandingan, Mrs.
Weasley membangunkan anak-anaknya juga Harry
dan Hermione pada pagi buta. Setelah
menikmati sarapan dengan mata setengah tertutup, mereka berangkat dengan berjalan
kaki menuju sebuah bukit.
Apakah mereka akan langsung pergi menuju ke tempat pertandingan?
Ternyata tidak teman-teman, kalau
aku membayangkan mereka pergi ke stasiun atau bandara atau apalah sebagai
tempat pemberangkatan bersama penyihir lain yang berada disekitar daerah itu.
Terus dari sana mereka berangkat bareng-bareng dengan menggunakan alat
transportasi berupa barang-barang yang tidak menarik perhatian kaum muggle
seperti sepatu bekas, teko, dsb yang disebut Portkey.
Jadi begini teman-teman para penyihir
itu mereka datang dari seluruh dunia dan berkemah pada sebuah lapangan luas
untuk menyaksikan piala dunia Quiditch di sebuah stadion. Agar kaum Muggle
tidak mencurigainya, mereka berdandan dan berprilaku selayaknya Muggle pada
umumnya. Mereka pun bertransaksi dengan menggunakan mata uang yang berlaku di
London, tidak memakai Galeon seperti biasanya.
Piala Dunia Quiditch itu dibuka
dengan devile dari negara-negara peserta yang menampilkan berbagai atraksi yang
mengagumkan. Walaupun tim Inggris tidak masuk dalam pertandingan final, mereka
menikmatinya dengan antusias pertandingan antara tim Bulgaria Vs Irlandia. Apalagi
ketika Viktor Krum, pemain favorit Ron, sesuai dengan prediksi walaupun timnya
kalah, ia sukses menangkap Snitch.
Tetapi keseruan Piala dunia itu,
ternodai ketika terjadi kerusuhan
setelah pertandingan usai. Tiba-tiba para pelahap maut muncul membuat keonaran.
Keadaan semakin tidak terkendali dan menyebabkan kepanikan yang luar biasa
ketika di langit muncul Tanda Kegelapan yang diartikan panggilan Voldemort
kepada para pengikutnya.
Arthur Weasley menyuruh anak-anak
untuk pergi meninggalkan arena perkemahan. Rombongan mereka sempat terpisah,
Harry bersama Ron dan Hermione tersesat di hutan. Dalam keadaan tegang dan
minim penerangan, tiba-tiba dari balik pepohonan terdengar suara yang
mencurigakan. Mereka pun bersiap menghadapi segala kemungkinan, Ron dan
Hermione dengan cepat mengacungkan tongkat sihirnya. Tetapi tongkat Harry tidak
ada.
Dengan beraparete , beberapa
petugas dari Kementrian Sihir tiba di tempat itu. Mereka mengitari tempat
sekitar Harry, Ron dan Hermione dengan tongkat sihir teracung siap menyerang. Beruntung
ayah Ron muncul tepat pada waktunya.
Para petugas kementrian sihir
itu, mencari orang yang melepaskan tanda kegelapan yang terlihat muncul dari sekitar tempat itu. Merekapun
menyisir setiap tempat yang tersembunyi dan mencurigakan. Tetapi yang mereka
temukukan hanya peri rumah yang sedang memegang tongkat sihir Harry dengan
gemeteran.
Lho kok bisa ya?
Piala Triwizard
Harry sangat kecewa pertandingan Quiditch
antar asarama di Hogwarts ditiadakan pada tahun ajaran ini, tetapi ada kabar
gembira bahwa sekolahnya akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan turnamen Triwizard.
Sebuah turnamen berhadiah ribuan Galeon,
untuk meningkatkan persahabatan para penyihir dari berbagai negara. Untuk
menjadi pemenang dalam turnamen ini, para peserta diwajibkan untuk
menyelesaikan tiga tantangan yang sangat membahayakan sehingga berujung pada
kematian.Oleh karena itu selama ratusan tahun Triwizard dihentikan.
Untuk mencegah hal itu terulang
kembali, pada turnamen tahun ini seleksinya diperketat. Hanya anak-anak yang
telah berusia 17 tahun yang dapat mengikuti turnamen itu dan diizinkan memasukan
namanya kedalam Piala Api untuk diseleksi . Agar tidak ada anak yang curang,
Dumbledore telah memasang garis sihir disekitar piala itu.
Fred dan George Weasley merasa
dirugikan dengan aturan itu karena usia mereka hanya kurang beberapa bulan aja.
Duo Weasley yang doyan bikin keributan ini nekad mengkonsumsi ramuan penua agar
bisa ikut turnamen.
Tapi gagal, jangankan bisa memasukan
nama ke dalam piala api. Baru mendekati garisnya aja sudah terpental dan muka mereka berubah
menjadi kakek-kakek. Dumbledore dilawan wkwkwk.
Pada hari pengumuman peserta
turnamen yang notabene adalah juara dari sekolah masing-masing. Anak-anak dari
tiga sekolah sihir berkumpul di Aula Besar. Semua anak menyimak dengan
antusias, tapi tidak bisa dipungkiri atmosfer ketegangan menyelimuti ruangan
itu.
Sumber Gambar : Youtube |
Ratusan pasang mata memandang wajah Dumbledore ketika kepala
sekolah Hogwarts itu menangkap perkamen yang keluar dari piala api. Viktor Krum
dari Durmstrang adalah nama yang pertama kali disebutkan oleh Dumbledore yang
disambut dengan tepukan meriah.
Juara selanjutnya berasal
Beauxbatons yaitu Fleur Delacour, si cantik berambut pirang yang memesona. Nama
peserta terakhir dari tuan rumah Hogwarts yang disambut dengan tepukan paling
meriah adalah Cedric Diggory dari menara Hufflepuff.
Jadi peserta Triwizard tahun ini
ada tiga yaitu Viktor Krum, Fleur Delacour dan Cedric Diggory. Tapi tunggu dulu
ternyata piala api mengeluarkan sebuah perkamen lagi. Siapakah gerangan yang
menjadi peserta ke empat?
Semua orang menatap tidak percaya
dan Aula Besar menjadi hening seketika ketika nama Harry Potter disebutkan oleh
Dumbledore sebagai peserta ke empat. Karena Harry belum berusia 17 tahun,
selain itu anak Gryfindor tersebut tidak pernah merasa memasukan namanya ke
dalam Piala Api.
Kok bisa sih?
Siapa yang memasukan nama Harry?
Terus gimana nasibnya?
Apakah ada hubungannya dengan kembalinya Voldemort?
Tokoh Baru
Setelah selesai membaca jilid ke
empat Harry Potter ini, saya baru menyadari penulis Harry Potter selalu menggunakan
pola yang sama dalam mengembangkan cerita dalam setiap jilidnya yaitu diawali
dengan liburan musim panas Harry yang tidak menyenangkan bersama paman dan bibinya
di Privet Drive. Kemudian ada guru baru pertahanan terhadap ilmu hitam di
Hogwarts yang menggerakan cerita.
Apakah dijilid lima begitu juga?
Emang gue pikirin, yang penting
seru we lah. Konfliknya dong berlapis-lapis berlayer-layer, setiap tokoh mempunyai
kisah sendiri dengan segala dramanya yang ikut mewarnai kehidupan Harry. Terus
plot twistnya dong epic banget.
Jadi tidak sabar ingin segera melahap
jilid 5.
Hei….gimana akhirnya? Aduh nanti
spoiler dong. Mending baca aja yu
No comments:
Post a Comment
Komentar anda merupakan sebuah kehormatan untuk penulis.