Friday, December 13, 2024

Book Review : Harry Potter and the Half Blood Prince

 

Book Review : Harry Potter and the Half Blood Prince

SANG TERPILIH itu lah sebutan baru yang disandang oleh Harry Potter dalam serial buku ke enamnya yang berjudul Harry Potter and Half Blood Prince. Setelah ia berhasil lolos dari serangan Voldemort, dalam sebuah pertempuran  di Kementrian Sihir yang berlangsung ganas dan panas memamerkan keahlian sihir tingkat tinggi.

Pertempuran itu terjadi antara Harry and the gank yang terdiri dari Ron, Ginny, Luna, Hermione, dan si muka bundar Long Bottom dibantu oleh anggota Orde Phoenix melawan Pelahap Maut. Kaki tangan Voldemort.

Pangeran Kegelapan itu sangat bernafsu ingin mengetahui sebuah ramalan yang tersimpan disalah satu departemen Kementrian Sihir, yang mengabarkan tentang nasib dirinya di masa depan. Tetapi dia tidak bisa mengambilnya sendiri, karena pada botol atau cawan atau apalah sebutannya tempat ramalan itu disimpan. Tertulis nama Harry, jadi ramalannya hanya bisa diambil sendiri oleh anak tunggal James Potter itu.

Lho Kok begitu?

Ya begitulah takdir Harry dan Lord Voldemort saling beririsan.

Book Review : Harry Potter and the Half Blood Prince
Sumber Gambar : IMDb.com
Jadi Voldemort  berusaha menjebak Harry dengan memanipulasi pikiran, agar anak itu datang ke Kementrian Sihir dan mengambil ramalannya (jahat banget sih). Saat itulah para Pelahap Maut datang untuk merebut ramalan itu.

Bukan hanya viral karena dimuat pada sebuah harian Daily Propet, serta mentasbihkan Harry menjadi Sang Terpilih. Kejadian itu juga berdampak pada hal-hal lainnya yaitu :

1. Mengembalikan posisi Albus Dumbledore sebagai kepala sekolah Hogwarts.

2. Membuktikan bahwa kebangkitan Voldemort  benar adanya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Harry dan Dumbledore.

3. Membantah pernyataan Kementrian Sihir yang mengatakan, bahwa kebangkitan Pangeran Kegelapan itu hanya isapan jempol Harry dan Dumbledore yang ingin merebut posisinya di kementrian .

Ngomong-ngomong tentang orang tua berkacamata bulan separo itu,  tumben banget nih dia berkunjung ke rumah paman dan bibinya Harry di Privet Drive no 4.

Seperti kalian tahu ya…paman dan bibinya Harry itu kan takut dan alergi banget lho, berhubungan dengan penyihir. Jadi banyak adegan-adegan lucu pas ini ha…ha…ha…

Tapi betewe ada apa ya? asa rareuwas

Kalau Harry mah seneng banget dong ketika mengetahui Dumbledore akan datang menjemput dirinya. Jadi ia bisa menghabiskan sisa liburan musim panasnya yang sueper dueper membosankan di The Burrow, rumah keluarga Weasley, bersama sahabat-sahabatnya Ron,  Hermione dan si cantik Ginny.

Tapi sebelum kesana, Dumbledore mengajak anak itu mengunjungi rumah seorang penyihir hedon yang gemar mengumpulkan para murid berprestasi brilian dan mempunyai latar belakang keluarga mentereng. Untuk membujuknya agar mau menjadi guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam di Hogwarts yang bernama Horace Slughorn.

Book Review : Harry Potter and the Half Blood Prince


Tapi ternyata teman-teman pada tahun ajaran baru itu, Albus Dumbledore tidak jadi menunjuk Horace Slughorn menjadi pengampu kelas Pertanan Terhadap Ilmu Hitam tetapi dia menggantikan Snape untuk mengajar di kelas Ramuan.

Wow! tidak disangka penggantian guru itu ternyata membawa perubahan besar buat Harry. Dia yang biasanya memble di kelas Ramuan, menjadi bintang yang paling bersinar di kelas itu bahkan ajaibnya bisa mengalahkan Hermione.

Kok bisa? bagaimana ceritanya?

Begini teman-teman, sebenarnya pada tahun ajaran baru itu Harry dan Ron sudah memutuskan tidak akan mengambil mata pelajaran Ramuan. Jadi dia tidak membeli buku dan peralatan lainnya seperti kuali yang dibutuhkan untuk pelajaran itu di Diagon Aley.

Namun kepala asrama Gryffindor, Profesor McGonagal, menyarankan Harry untuk mengambil mata pelajaran Ramuan. Karena beda dengan Snape, Slughorn dengan senang hati akan menerima murid NEWT walaupun memiliki nila OWL Exceed Expectations seperti yang dimiliki oleh murid kesayangan Dumbledore itu.

Book Review : Harry Potter and the Half Blood Prince
Sumber Gambar : IMDb.com
Slughorn juga tidak mempermasalahkan sama sekali, ketika kelas Ramuan Lanjutan pertama dimulai. Harry memberitahukan bahwa ia tidak memiliki bukunya. Guru tambun itupun dengan enteng meminjamkan buku Ramuan Lanjutan milik sekolah.

Tahukah teman-teman! Dalam buku pelajaran Ramuan Lanjutan itu, selain terdapat materi pelajaran juga terdapat catatan-catatan kecil dari pemiliknya sebelumnya. Berupa tips dan trik untuk membuat sebuah ramuan sihir yang keberhasilannya dijamin 100 persen.

Tidak heran dong pada pertemuan pertama saja, Harry berhasil mendapat Felix Felicis yaitu cairan keberuntungan. Sebagai hadiah dari gurunya karena bisa membuat ramuan dengan sempurna. (nakal ya kamu wkwkwk).

Kadang-kadang  keberuntungan, sering mengalahkan kecerdasan ya.


Book Review : Harry Potter and the Half Blood Prince
Sumber Gambar : IMDb.com

Harry sangat penasaran siapa sebenarnya pemilik buku itu? jangan kan dia, aku juga penasaran banget jadi semakin semangat deh pengen cepet-cepet namatin.

“Kamu pasti penasaran juga kan? Hayooo ngaku jangan malu-malu”.

Setelah diperhatikan dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya (kayak teks proklamasi aja) disepanjang bagian bawah kulit belakang buku,  terukir tulisan kecil-kecil rapat persis sama dengan instruksi-instruksi yang membuat Harry sukses mendapatkan Felix Felicis.

This Book is the Property of the Halp Prince

Milik Pangeran berdarah campuran? Siapakah dia?

Kenali Musuhmu

Saya tuh curiga, sebelum menulis serial Harry Potter ini. JK Rowling sebelumnya melakukan riset dengan membaca buku karangan Sun Tzu seorang jendral militer, ahli strategi dan filsuf Tiongkok.

Bukan apa-apa soalnya ahli militer dari negeri tirai bambu itu mengatakan

Kenali Musuhmu dan Kenali Dirimu Sendiri; Dalam Seratus Pertempuran, Kamu tidak akan terkalahkan”

Coba deh teman-teman perhatikan untuk mengalahkan si Voldemort, Pangeran Kegelapan yang tak berhati nurani ini. Pada jilid-jilid sebelumnya, Harry pertama-pertama dan kita pembaca diajak untuk mengenali siapa sebenarnya anak bertanda petir di dahinya ini.

Harry pun jadi tahu, bahwa ia adalah pribadi yang berbeda dengan musuh bebuyutannya itu. Ia memiliki cinta dan dicintai oleh orang-orang terdekatnya mulai dari kedua orang tuanya, sahabat-sahabatnya, Dumbledore, Hagrid dan lain-lain. Tidak seperti Voldemort.

Pada Jilid ke enam ini, Harry diajarkan untuk mengenali siapa sebenarnya Voldemort itu oleh Dumbledore. Ia diberikan pelajaran tambahan  dengan menyaksikan serta mendatangi potongan-potongan memori orang-orang yang pernah berhubungan dengan Voldemort termasuk memorinya Dumbledore dan Slughorn.

Book Review : Harry Potter and the Half Blood Prince
Sumber Gambar : IMDb.com

Itulah alasan terbesar  mengapa Dumbledore merekrut Slughorn untuk menjadi staf pengajar di Hogwarts. Orang tua itupun benar-benar tahu dengan segala popularitasnya, hanya Harry yang bisa membujuk Slughorn. Agar ia membagikan kenangannya yang menjadi salah satu bagian puzzle penting, untuk mengetahui rahasia Voldemort.

Selain itu buku terbitan Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2006 ini, yang merangkum kisah Harry Potter and the Halp Prince dalam 816 halaman. Membuatku menarik napas panjang sambil mikir, kadang hidup ini tidak adil.

Saat semuanya terasa sudah dekat dengan tujuan, saat berbagai usaha maksimal telah dilakukan. Akhirnya menjadi sia-sia dan harus kehilangan orang-orang tersayang.

Duh tisu mana tisu….

Walaupun saya baca buku ini versi terjemahan, tapi diksi-diksinya keren pisan. Mampu membahasakan perasaan-perasaan para tokohnya dengan baik, jadi terbawa suasana deh. Seperti cemburunya Hermione sama Ron, kemarahan Ginny karena putus dengan Dean, terutama kehilangan dan ketakutan Harry ketika ia menyadari kini harus menghadapi Voldemort sendirian. Tidak ada lagi Lily dan James Potter, tidak ada lagi Sirius Black dan tidak ada lagi Dumbledore.

Makin seru kan? Lets go man teman kita lanjut ke jilid terakhir.

 

No comments:

Post a Comment

Komentar anda merupakan sebuah kehormatan untuk penulis.