-->
  • Book Review : The Poppy War

     

    Book Review : The Poppy War

    Buku Trilogi The Poppy War karya RF Kuang, jujurly bukan buku yang mau saya beli ketika minggu lalu berkunjung ke toko buku. Saya niatnya mau mencari buku karya RF Kuang lainnya yang belakangan ini wara wiri di beranda media sosialku yang berjudul Babel. Buku ini digadang-gadang oleh para book lovers mirip dengan Harry Potter.

    “Ceritanya mirip Harry Potter”

    Kalimat itu berdenting di kepalaku dengan begitu telak, membangkitkan rasa penasaran yang begitu kuat. Sudah kebayang aja bagaimana serunya. Soalnya kebetulan banget, saya tuh lagi on the way menamatkan semua jilid Harry Potter.

    Mari kita hunting…..gaskeuuuun.

    Makanya patah hati banget (lebay enggak sih?), saat teteh-teteh pramuniaga cantik yang kumintai tolong untuk mencarikan buku tersebut dikatalog digitalnya Gramedia bilang begini, “Maaf bu, buku ini belum tersedia disini” 

    Tapi sekali sekali layar terkembang pantang surut kebelakang. Sekali ke  toko buku pantang untuk tidak bawa buku saat pulang.

    Setelah muter-muterin rak sambil menghirup aroma buku (ini yang paling kusuka ketika berkunjung ke toko buku). Akhirnya pilihanku jatuh pada Trilogi The Poppy War bungkus deh ketiganya. Terus dapat diskon yang lumayan gede, beneran rezeki anak soleh wkwkwkwk.

    Book Review : The Poppy War

    Judul Buku : The Poppy War | Penulis : RF. Kuang | Penerjemah : Meggy Soedjatmiko | Penerbit : Gramedia Pustaka Utama | Tahun Terbit : 2024, November cetakan kesepuluh | Jumlah Halaman : 568 Halaman |

    Metamorfosis Rin

    Kisah The Poppy War berporos pada seorang gadis yatim piatu yang tinggal bersama keluarga Fang di daerah Tykani. Ia sama sekali tidak mengenal identitas dirinya. Gadis berusia 14 tahun itu hanya tahu bahwa orangtuanya adalah salah satu korban keganasan Perang Opium II, yang merenggut banyak nyawa rakyat Kekaisaran Nikan.

    Sehingga ia harus tinggal bersama keluarga Fang karena Maharani Kekaisaran Nikan mengeluarkan sebuah kebijakan yang kurang lebih berbunyi seperti ini :

    keluarga-keluarga yang selamat, harus mengadopsi anak yatim piatu korban perang.

    Seperti nasib anak angkat lainnya, Rin oleh keluarga Fang yang berbisnis opium dijadikan sebagai tenaga kerja gratis. Setiap hari ia bekerja keras mengurus rumah, mengurus anak, dan menjaga toko. Bukan hanya itu, Rin juga kerap kali mengalami pukulan atau tendangan kalau dia tidak melakukan pekerjaan seperti yang diinginkan oleh tuan dan nyonyanya.

    Suatu hari (biar berasa lagi ngedongeng) ada seorang mak comblang mendatangi rumah keluarga Fang. Dia akan menjodohkan Rin dengan  pengusaha opium yang dapat melicinkan usaha keluarga itu agar lebih bercuan.

    Nyonya Fang berusaha keras membujuk Rin agar mau menikah dengan laki-laki yang ditawarkan oleh si mak comblang. Dia pun membagikan rahasianya kepada anak itu, bagaimana agar dapat  bertahan dalam sebuah pernikahan serta dapat menguasai harta suaminya. (Sumpah pas baca bagian ini, aku tuh merasa perempuan itu nasty banget sih)

    Masalah perjodohan itu membuat hidup Rin semakin gelap. Ia tidak sudi menikah dengan laki-laki yang ditawarkan oleh  Si Mak Comblang, tapi ia juga mengetahui dengan baik konsekuensi yang harus di hadapinya jika menolak perjodohan itu.

    Di Tikany gadis lajang seperti dirinya mempunyai nilai rendah dibandingkan dengan ayam jago. Mereka hanya mempunyai dua kemungkinan yaitu :

    1. Menjadi pelayan di rumah orang kaya ( itupun kalau ada yang mau disuap).

    2. Kombinasi menjadi pelacur dan peminta-minta.

     (Kasian banget ya…)

    Book Review : The Poppy War
    Bunga Poppy
    Sumber Gambar: Anak Kampoeng wordpress.com 
    Teman-teman percaya enggak ada yang namanya “the power of kepepet”?.kalau lagi terdesak tiba-tiba suka ada ide cemerlang yang bisa memecahkan masalah yang dihadapi.

    Begitupun dengan Rin, tiba-tiba kepikiran sebuah solusi cerdas agar ia terbebas dari masalah perjodohan itu yaitu dengan mengikuti  Keju. Seleksi masuk akademi militer Sinegard.

    Tutor Feyrik, guru yang bertugas mengajar anak-anak korban perang, menganggap ide itu gila begitupun dengan Bibi Fang. Soalnya begini teman-teman,  walaupun katanya setiap anak bangsa  boleh daftar ke Akademi Militer Sinegard. Pada kenyataannya, mostly  yang diterima di akademi hanya anak-anak yang mempunyai orang tua dengan jabatan mentereng. Seperti anaknya mentri atau jabatan tinggi lainnya di pemerintahan.

    Sedangkan Rin? She is no body

    Duh udah deh jangan mimpi ketinggian, kawin aja lu kurang lebih gitu lah yang dibilang Bibi Fang sama Master Feyrik pada Rin.

    Untungnya Rin mempunyai jurus jitu untuk meluluhkan sang tutor. Dia bilang kalau dirinya berhasil lolos Keju maka nama tutor Feyrik akan harum, sehingga semakin banyak murid yang ingin belajar padanya. Tidak lupa ia pun memberi beberapa paket opium hasil curian dari toko orang tua angkatnya sebagai sogokan.

    Hari yang ditunggu pun tiba, setelah belajar keras selama dua tahun mempelajari berbagai kitab yang diujikan dalam Keju. Rin mengikuti Keju dengan perasaan yang campur aduk saking tegangnya keringat dingin bercucuran dari seluruh tubuhnya.

    Tesnya juga ketat banget lho teman-teman. Setiap peserta sampai harus mengganti baju, dengan pakaian yang sudah disediakan panitia. Agar peserta tidak bisa berbuat curang menyembunyikan contekan.

    Pada hari pengumuman semua orang tidak percaya, ketika nama Rin berada pada peringkat teratas daftar anak-anak yang lolos Keju. Begitupun dengan petugas kekaisaran di Tykani sempat meragukannya, tetapi karena pengumuman itu sama dengan perintah kaisar. Jadi ya mereka tidak bisa apa-apa, apapun hasilnya tetep harus meloloskan si anak yatim piatu ini.

    Rin mendapat perlakuan diskriminatif bukan hanya dari petugas administrasi. Di Akademi Sinegard pun, Ia mendapat perlakuan yang sama dari teman-temannya yang mempunyai status tinggi yang berasal dari keluarga top. Bahkan ada salahsatu masternya yang tidak mengizinka Rin untuk mengikuti kelasnya karena statusnya itu (dih primitif banget sih pak).

    Tetapi tentu saja, kehidupan di Akademi Militer Sinegard bagi Rin jauh lebih baik beratus kali lipat dibandingkan saat ia tinggal di Tikany bersama keluarga Fang. Walaupun ia berasal dari udik dari keluarga rendahan dan anak yatim, anak ini mempunyai otak encer jadi banyak master yang menyukainya.

    Salahsatunya adalah Mister Jiang seorang Master Adat dan Pengetahuan. Laki-laki nyentrik itu dapat melihat potensi besar yang dimiliki oleh Rin.

    Melalui latihan-latihan “tidak biasa” yang diberikan oleh mister Jiang. Tanpa disadarinya ternyata Rin mempunyai kekuatan Supernatural (Syaman).

    Kemampuan Rin itu selain menakdirkannnya menjadi ketua Cike, angkatan perang ke 13, juga membuka tabir masa lalunya. Bahwa ia adalah  anak Speer yaitu suku yang dibantai abis oleh bangsa penjajah saat perang Opium yang terjadi dua puluh tahun silam.

    Rin ini boleh dibilang  Speer terakhir.

    Bagaimana  Rin bisa selamat ya?

    Book Review : The Poppy War

    Tamatin Enggak Ya?

    Pertanyaan itu sempat terlintas dalam pikiran ketika membaca bab-bab awal buku ini, karena jalan ceritanya menurutku kayak biasa banget deh. Seorang anak miskin dari kaum rendahan mempunyai otak encer lalu berhasil menjadi seseorang dengan kemampuan luar biasanya.

    STOP

    Jangan ditiru ya teman-teman.  Bener kata Najwa Shihab seorang pembaca itu harus sabar, jangan dulu mengambil kesimpulan sampai bacaannya tamat.

    Setelah dikunyah pelan-pelan, terus sayang bangetkan kalau tidak diselesaikan membacanya. Soalnya menurut ukuran dompet emak-emak sepertiku, tiga jilid buku ini lumayan pricey walaupun sudah dapat potongan harga yang lumayan gede.

    Ternyata RF Kuang menyajikan kisah Rin ini menarik banget, konfliknya seru tidak mudah ditebak. Biasanya nih sependek pengalaman membacaku kalau genre seperti ini, menampilkan banyak tokoh. Saking banyaknya seperti dalam novel Musashi, kadang-kadang aku tuh sampai lupa wkwkwkwk.

    The Poppy War ini, tokohnya tidak terlalu banyak dan walaupun berlatar kebudayaan China nama-namanya mudah diingat. Tetapi ada satu tokoh yang bernama Kitay, menurutku karakternya nanggung banget. Dia itu digambarkan seorang anak yang cerdas, mempunyai kemampuan bela diri mumpuni. Tetapi pada sisi lain ada tokoh yang menjadi musuh bebuyutan Rin yang sepertinya tidak boleh dikalahkan oleh Kitay.

    Pengalihbahasaannya juga oke, ceritanya dirangkai dengan runut. Dijamin tidak ada kalimat-kalimat aneh yang biasanya sering ditemukan kalau lagi baca buku terjemahan. Kerennya lagi buku ini minim typo.

    Bukan Manusia

    Setelah membaca novel The Poppy War karya RF Kuang ini, saya mendapat sebuah pelajaran bahwa kita sebagai pribadi maupun sebagai entitas jangan pernah hilang kewarasan karena terbakar rasa dendam dan sakit hati  menganggap orang lain yang berbeda dengan kita itu “Bukan Manusia”. Sehingga dengan mudah melakukan kekerasan bahkan genosida tanpa rasa bersalah.

    Miris banget ketika Kitay mengingatkan Rin, bahwa apa yang telah diperbuat oleh sahabatnya itu persis sama dengan apa yang dilakukan oleh bangsa Mugen kepada orang-orang Speer.

    Ketika manusia tidak bisa berlapang dada dan memaafkan. Pembalasan dendam itu seperti lingkaran setan  yang tidak pernah ada ujungnya, selain hanya menyisakan kehancuran dan kebinasaan.

    Seru kan? Yu… lanjut ke jilid duanya

     

  • You might also like

    No comments:

    Post a Comment

    Komentar anda merupakan sebuah kehormatan untuk penulis.