Buku Trilogi The Poppy War karya
RF Kuang, jujurly bukan buku yang mau saya beli ketika minggu lalu berkunjung
ke toko buku. Saya niatnya mau mencari buku karya RF Kuang lainnya yang belakangan
ini wara wiri di beranda media sosialku yang berjudul Babel. Buku ini digadang-gadang
oleh para book lovers mirip dengan Harry Potter.
“Ceritanya mirip Harry
Potter”
Kalimat itu berdenting di
kepalaku dengan begitu telak, membangkitkan rasa penasaran yang begitu kuat.
Sudah kebayang aja bagaimana serunya. Soalnya kebetulan banget, saya tuh lagi on
the way menamatkan semua jilid Harry Potter.
Mari kita hunting…..gaskeuuuun.
Makanya patah hati banget (lebay
enggak sih?), saat teteh-teteh pramuniaga cantik yang kumintai tolong untuk
mencarikan buku tersebut dikatalog digitalnya Gramedia bilang begini, “Maaf bu,
buku ini belum tersedia disini”
Tapi sekali sekali layar
terkembang pantang surut kebelakang. Sekali ke
toko buku pantang untuk tidak bawa buku saat pulang.
Setelah muter-muterin rak sambil
menghirup aroma buku (ini yang paling kusuka ketika berkunjung ke toko buku).
Akhirnya pilihanku jatuh pada Trilogi The Poppy War bungkus deh ketiganya. Terus
dapat diskon yang lumayan gede, beneran rezeki anak soleh wkwkwkwk.
Metamorfosis Rin
Kisah The Poppy War berporos pada
seorang gadis yatim piatu yang tinggal bersama keluarga Fang di daerah Tykani.
Ia sama sekali tidak mengenal identitas dirinya. Gadis berusia 14 tahun itu hanya
tahu bahwa orangtuanya adalah salah satu korban keganasan Perang Opium II, yang
merenggut banyak nyawa rakyat Kekaisaran Nikan.
Sehingga ia harus tinggal bersama
keluarga Fang karena Maharani Kekaisaran Nikan mengeluarkan sebuah kebijakan
yang kurang lebih berbunyi seperti ini :
keluarga-keluarga yang
selamat, harus mengadopsi anak yatim piatu korban perang.
Seperti nasib anak angkat
lainnya, Rin oleh keluarga Fang yang berbisnis opium dijadikan sebagai tenaga
kerja gratis. Setiap hari ia bekerja keras mengurus rumah, mengurus anak, dan
menjaga toko. Bukan hanya itu, Rin juga kerap kali mengalami pukulan atau
tendangan kalau dia tidak melakukan pekerjaan seperti yang diinginkan oleh tuan
dan nyonyanya.
Suatu hari (biar berasa lagi
ngedongeng) ada seorang mak comblang mendatangi rumah keluarga Fang. Dia akan
menjodohkan Rin dengan pengusaha opium
yang dapat melicinkan usaha keluarga itu agar lebih bercuan.
Nyonya Fang berusaha keras
membujuk Rin agar mau menikah dengan laki-laki yang ditawarkan oleh si mak
comblang. Dia pun membagikan rahasianya kepada anak itu, bagaimana agar dapat bertahan dalam sebuah pernikahan serta dapat
menguasai harta suaminya. (Sumpah pas baca bagian ini, aku tuh merasa perempuan
itu nasty banget sih)
Masalah perjodohan itu membuat
hidup Rin semakin gelap. Ia tidak sudi menikah dengan laki-laki yang ditawarkan
oleh Si Mak Comblang, tapi ia juga mengetahui
dengan baik konsekuensi yang harus di hadapinya jika menolak perjodohan itu.
Di Tikany gadis lajang seperti
dirinya mempunyai nilai rendah dibandingkan dengan ayam jago. Mereka hanya
mempunyai dua kemungkinan yaitu :
1. Menjadi pelayan di rumah orang kaya ( itupun kalau ada yang mau disuap).
2. Kombinasi menjadi pelacur dan peminta-minta.
(Kasian banget ya…)
Teman-teman percaya enggak ada
yang namanya “the power of kepepet”?.kalau lagi terdesak
tiba-tiba suka ada ide cemerlang yang bisa memecahkan masalah yang dihadapi.Bunga Poppy
Sumber Gambar: Anak Kampoeng wordpress.com
Begitupun dengan Rin, tiba-tiba
kepikiran sebuah solusi cerdas agar ia terbebas dari masalah perjodohan itu
yaitu dengan mengikuti Keju. Seleksi
masuk akademi militer Sinegard.
Tutor Feyrik, guru yang bertugas
mengajar anak-anak korban perang, menganggap ide itu gila begitupun dengan Bibi
Fang. Soalnya begini teman-teman,
walaupun katanya setiap anak bangsa boleh daftar ke Akademi Militer Sinegard. Pada
kenyataannya, mostly yang diterima
di akademi hanya anak-anak yang mempunyai orang tua dengan jabatan mentereng. Seperti
anaknya mentri atau jabatan tinggi lainnya di pemerintahan.
Sedangkan Rin? She is no body
“Duh udah deh jangan mimpi ketinggian,
kawin aja lu” kurang lebih gitu lah yang
dibilang Bibi Fang sama Master Feyrik pada Rin.
Untungnya Rin mempunyai jurus
jitu untuk meluluhkan sang tutor. Dia bilang kalau dirinya berhasil lolos Keju
maka nama tutor Feyrik akan harum, sehingga semakin banyak murid yang ingin
belajar padanya. Tidak lupa ia pun memberi beberapa paket opium hasil curian
dari toko orang tua angkatnya sebagai sogokan.
Hari yang ditunggu pun tiba,
setelah belajar keras selama dua tahun mempelajari berbagai kitab yang diujikan
dalam Keju. Rin mengikuti Keju dengan perasaan yang campur aduk saking
tegangnya keringat dingin bercucuran dari seluruh tubuhnya.
Tesnya juga ketat banget lho
teman-teman. Setiap peserta sampai harus mengganti baju, dengan pakaian yang
sudah disediakan panitia. Agar peserta tidak bisa berbuat curang menyembunyikan
contekan.
Pada hari pengumuman semua orang
tidak percaya, ketika nama Rin berada pada peringkat teratas daftar anak-anak
yang lolos Keju. Begitupun dengan petugas kekaisaran di Tykani sempat
meragukannya, tetapi karena pengumuman itu sama dengan perintah kaisar. Jadi ya
mereka tidak bisa apa-apa, apapun hasilnya tetep harus meloloskan si anak yatim
piatu ini.
Rin mendapat perlakuan
diskriminatif bukan hanya dari petugas administrasi. Di Akademi Sinegard pun, Ia
mendapat perlakuan yang sama dari teman-temannya yang mempunyai status tinggi
yang berasal dari keluarga top. Bahkan ada salahsatu masternya yang tidak
mengizinka Rin untuk mengikuti kelasnya karena statusnya itu (dih
primitif banget sih pak).
Tetapi tentu saja, kehidupan di
Akademi Militer Sinegard bagi Rin jauh lebih baik beratus kali lipat
dibandingkan saat ia tinggal di Tikany bersama keluarga Fang. Walaupun ia berasal
dari udik dari keluarga rendahan dan anak yatim, anak ini mempunyai otak encer
jadi banyak master yang menyukainya.
Salahsatunya adalah Mister Jiang seorang
Master Adat dan Pengetahuan. Laki-laki nyentrik itu dapat melihat potensi besar
yang dimiliki oleh Rin.
Melalui latihan-latihan “tidak
biasa” yang diberikan oleh mister Jiang. Tanpa disadarinya ternyata Rin mempunyai
kekuatan Supernatural (Syaman).
Kemampuan Rin itu selain
menakdirkannnya menjadi ketua Cike, angkatan perang ke 13, juga membuka tabir
masa lalunya. Bahwa ia adalah anak Speer
yaitu suku yang dibantai abis oleh bangsa penjajah saat perang Opium yang
terjadi dua puluh tahun silam.
Rin ini boleh dibilang Speer terakhir.
Bagaimana Rin bisa selamat ya?
Pertanyaan itu sempat terlintas
dalam pikiran ketika membaca bab-bab awal buku ini, karena jalan ceritanya
menurutku kayak biasa banget deh. Seorang anak miskin dari kaum rendahan mempunyai
otak encer lalu berhasil menjadi seseorang dengan kemampuan luar biasanya.
STOP
Jangan ditiru ya
teman-teman. Bener kata Najwa Shihab seorang
pembaca itu harus sabar, jangan dulu mengambil kesimpulan sampai bacaannya tamat.
Setelah dikunyah pelan-pelan,
terus sayang bangetkan kalau tidak diselesaikan membacanya. Soalnya menurut
ukuran dompet emak-emak sepertiku, tiga jilid buku ini lumayan pricey walaupun
sudah dapat potongan harga yang lumayan gede.
Ternyata RF Kuang menyajikan
kisah Rin ini menarik banget, konfliknya seru tidak mudah ditebak. Biasanya nih
sependek pengalaman membacaku kalau genre seperti ini, menampilkan banyak
tokoh. Saking banyaknya seperti dalam novel Musashi, kadang-kadang aku tuh
sampai lupa wkwkwkwk.
The Poppy War ini, tokohnya tidak
terlalu banyak dan walaupun berlatar kebudayaan China nama-namanya mudah
diingat. Tetapi ada satu tokoh yang bernama Kitay, menurutku karakternya
nanggung banget. Dia itu digambarkan seorang anak yang cerdas, mempunyai
kemampuan bela diri mumpuni. Tetapi pada sisi lain ada tokoh yang menjadi musuh
bebuyutan Rin yang sepertinya tidak boleh dikalahkan oleh Kitay.
Pengalihbahasaannya juga oke,
ceritanya dirangkai dengan runut. Dijamin tidak ada kalimat-kalimat aneh yang
biasanya sering ditemukan kalau lagi baca buku terjemahan. Kerennya lagi buku
ini minim typo.
Bukan Manusia
Setelah membaca novel The Poppy
War karya RF Kuang ini, saya mendapat sebuah pelajaran bahwa kita sebagai
pribadi maupun sebagai entitas jangan pernah hilang kewarasan karena terbakar
rasa dendam dan sakit hati menganggap
orang lain yang berbeda dengan kita itu “Bukan Manusia”. Sehingga dengan mudah
melakukan kekerasan bahkan genosida tanpa rasa bersalah.
Miris banget ketika Kitay
mengingatkan Rin, bahwa apa yang telah diperbuat oleh sahabatnya itu persis
sama dengan apa yang dilakukan oleh bangsa Mugen kepada orang-orang Speer.
Ketika manusia tidak bisa
berlapang dada dan memaafkan. Pembalasan dendam itu seperti lingkaran
setan yang tidak pernah ada ujungnya,
selain hanya menyisakan kehancuran dan kebinasaan.
Seru kan? Yu… lanjut ke jilid
duanya
No comments:
Post a Comment
Komentar anda merupakan sebuah kehormatan untuk penulis.