-->
  • Harry Potter and The Deathly Hallows : Book Review

     

    Harry Potter and The Deathly Hallows : Book Review

    Novel Harry Potter and Deathly Hallows atau kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Harry Potter dan Relikui Kematian, menemaniku menghabiskan liburan akhir tahun 2024  dengan sangat menyenangkan.

    Jadi setiap ada yang nge chat menanyakan aku liburan kemana, dengan santai kubalas chat itu “Aku liburan ke Hogwarts”  disertai emoticon nyengir.

    Judul Buku : Harry Potter and The Deathly Hallow | Penulis : J.K Rowling | Alih Bahasa : Listiana Srisanti | Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama | Tahun Terbit : 2008 | Jumlah Halaman : 1008|

    Harry Potter dan Relikui Kematian merupakan buku ketujuh dari serial Harry Potter yang berkisah tentang petualangan Harry Potter and the gang, mencari benda-benda yang dijadikan Voldemort untuk menyimpan cabikan jiwanya agar dia bisa hidup abadi yang disebut Horcrux.

    Tom Riddle alias Voldemort alias Pangeran kegelapan ini dengan menggunakan ilmu sihir yang sangat hitam mencabik jiwanya kedalam beberapa bagian yang disimpan dalam Horcrux berupa :

    1. Buku Harian Tom Riddle

    2. Cincin emas Marvolo berbatu hitam

    3. Liontin Slytherin

    4. Diadem atau ikat kepala hias yang dikenakan sebagai lambang kerajaan atau kekuasaan, Ravenclaw yang hilang.

    5. Harry Potter sendiri, itulah mengapa ia memiliki tanda kilat di dahinya dan dapat mengakses pikiran Voldemort.

    6. Nagini ular ganas yang sering mendapatkan dinner mewah berupa tubuh-tubuh korban kekejian Voldemort.

    7. Piala Huflepuff

    Jadi agar bisa mengalahkan si Voldemort ini, Harry harus memusnahkan semua Horcrux tersebut. Tapi tidak segampang itu Ferguso, karena sebelum kematiannya Dumbledore tidak memberikan petunjuk apapun mengenai keberadaan benda-benda tersebut.

    Harry Potter and The Deathly Hallows : Book Review


    Warisan Dumbledore

    Dumbledore ini walaupun mempunyai prestasi mentereng di dunia persihiran, tetapi ia bukan type orang yang senang hidup bermewah-mewahan. Ketika meninggal, ia hanya meninggalkan warisan pribadi yang sangat sedikit.

    Sebagian besar miliknya berupa perpustakaan pribadi, peralatan sihir serta barang-barang pribadi lainnya diwariskan kepada Hogwarts. Tetapi kepala sekolah Hogwarts itu dalam surat wasiatnya memberikan benda-benda khusus kepada Harry, Ron dan Hermione yaitu:

    1. Snitch

    Harry menerima warisan berupa Snitch yang ditangkapnya dalam pertandingan Quiditch pertamanya di Hogwarts. Kata Dumbledore Snitch itu sebagai pengingat akan imbalan atas kegigihan dan keterampilan.

    2. Deluminator

    Deluminator atau geretan perak yang memiliki kesaktian untuk menyedot cahaya dari suatu tempat dan mengembalikannya dengan satu ceklikan sederhana, di wariskan kepada Ron.

    Dalam surat wasiatnya Dumbledore mengatakan, ia memberikan Deluminator kepada putra bungsu keluarga Weasley itu agar Ron dapat mengingat Dumbledore ketika menggunakannya.

    3. Kisah- Kisah Beedle Si Juru Cerita

    Hermione mendapatkan warisan dari Dumbledore sebuah buku yang berisi kumpulan dongeng yang biasa dibacakan oleh keluarga sihir kepada anak-anaknya ketika menjelang tidur. Dengan harapan agar Hermione dapat terhibur dan bisa mendapatkan informasi penting dari buku tersebut.

    4. Pedang Godric Gryffindor

    Pedang ini seharusnya menjadi milik Harry, tetapi karena mentri sihir menganggap pedang itu adalah peninggalan bersejarah yang penting dan bukan milik Dumbledore. Jadi tidak bisa diwariskan  kepada Harry. 

    Kenapa Dumbledore mewariskan benda-benda itu kepada mereka?

    Pertanyaan Itulah yang membawa Mentri Sihir datang jauh-jauh ke the Burrow untuk menyerahkan benda-benda itu secara langsung kepada Harry, Ron, dan Hermione.

    Sementara di sisi lain, Voldemort bersama para pelahap mautnya semakin merajalela membuat keonaran, yang menguarkan ketakutan dan kengerian di dunia sihir maupun di dunia muggle.

    Puncaknya saat kementrian sihir jatuh dalam genggaman kekuasaan Pangeran Kegelapan, korban  semakin banyak berjatuhan. Siapapun yang dicurigai menentang Voldemort langsung dihabisin.

    Harry yang selama ini digadang-gadang sebagai anak ajaib dan sang terpilih, karena berkali-kali dapat menyelamatkan diri dari serangan sihir hitam mematikan Voldemort. Menjadi sosok yang paling dicari oleh para pemuja Pangeran Kegelapan dan Kementrian Sihir.

    Padahal mantra pelindung yang dipasang oleh ibunya sudah tidak berfungsi lagi .  Karena Harry sudah berumur 17 tahun dan telah berpisah jalan dengan Keluarga Dursley.

    Harry Potter and The Deathly Hallows : Book Review


    Haduh bener-bener gawat, Harry harus segera mencari Horcrux untuk menghentikan huru-hara itu.

    Petualangan dimulai saat Harry bersama Ron dan Hermione berhasil melarikan diri dari sergapan para Pelahap Maut, ketika keluarga Weasley sedang menyelenggarakan pernikahan William Arthur dan Fleur Isabelle di halaman rumah mereka di The Burrow.

    Pada awalnya mereka berhasil ber-Apparate ke rumah Sirius Black yang diwariskan kepada Harry, untuk menghindari kejaran para Pelahap Maut. Disana mereka bisa dengan tenang dan nyaman membuat rencana perjalanan untuk mencari Horcrux.

    Apalagi saat si peri rumah keluarga Black, Kreacher, sudah bersikap baik kepada mereka. Karena Harry memberi hadiah liontin milik Regulus Arcturus Black majikan kesayangannya.

    Hal itu dianggap Kreacher sebagai sebuah kehormatan. Kehidupan mereka jadi nyaman deh ada yang ngurusin.

    Si peri rumah juga membantu mencari orang yang mengambil liontin  Slytherin asli yang dicuri dari rumah tersebut. Sayangnya mereka tidak bisa berlama-lama berada di rumah keluarga Black.

    Tempat persembunyian itu diketahui oleh Pelahap Maut, saat mereka berusaha melarikan diri ketika sedang mencari liontin Slytherin di Kementrian Sihir. Akhirnya mereka harus berpindah dari satu tempat ke tempat  lain yang jauh dari keramaian.

    Dalam kondisi under pressure, ketakutan, kedinginan karena harus tidur dalam tenda dan kekurangan makanan. Membuat emosi ketiga remaja ini menjadi mudah tersulut.

    Konflik diantara pun tidak terhindarkan. Saking keselnya, Ron nekad meninggalkan kedua sahabatnya.

    Bagaimana dong nasib Harry dan Hermione?

    Eh…BTW sebenarnya yang berjuang mencari benda-benda agar bisa memenangkan pertarungan dengan musuh bebuyutan ini bukan hanya Harry aja lho. Voldemort juga, dia kesana kemari mencari alamat (kenapa jadi nyanyi wkwkwk). Bukan nyari alamat woooiii…nyari tongkat sakti mandra guna agar bisa mengalahkan Harry.

    Karena tongkat sihir miliknya, mempunyai inti yang sama dengan tongkat milik Harry. Jadi dia harus mencari tongkat yang lebih oke yang ternyata selama ini dimiliki oleh? Siapa ya…kasih tahu enggak ya?

    Harry Potter and The Deathly Hallows : Book Review


    Plot Twist

    Kisah Harry Potter and Deathly Hallows ini ceritanya sudah seru, menegangkan dan ada lucu-lucunya juga sejak dari halaman-halaman awal. Beneran deh jadi susah berhenti bacanya.

    Konfliknya pun berlapis-lapis, memainkan perasaan pembaca yang begitu rupa. Bayangin coba teman-teman? Harry kan selam ini memandang Dumbledore (saya juga) itu sebagai sosok yang nyaris sempurna tanpa cela. Tiba-tiba mendengar sebuah kisah masa lalu orang tua itu yang demikian kelam.

    Kebayangkan bagaiaman kecewa dan hancurnya hati serta perasaan Harry Potter?

    Terus plot twistnya juara banget, selama ini Prof Snape yang digambarkan sebagai guru pikasebeleun. Guru Ramuan itu seneng banget memberikan detensi kepada Harry yang berujung dengan pengurangan point asrama  Gryffindor.

    Ternyata Snape itu sosok yang penuh cinta lho, sampai-sampai saat mau menghembuskan napas terakhirnya. Ia meminta Harry untuk menatap matanya, karena mata anak itu mirip dengan Lily Potter. Perempuan yang dicintai Snape sepanjang hayat.

    Ia juga memiliki Patronus yang sama dengan Lily yaitu Rusa Betina Perak.

    Romantis banget enggak sih?

    Snape juga keren abis, dia sangat pemberani dan mampu menjaga amanah hingga akhir. Itulah mengapa Harry menamai anak keduanya Albus Severus Potter.

    Harry Potter and The Deathly Hallows : Book Review


    Berasa Keren

    Ketika mencapai halaman terakhir Novel Harry Potter And The Deathly Hallows ini, aku tuh berasa keren banget wkwkwk. Akhirnya selesai juga melahap semua serial harry Potter yang sangat keceh badai ini.

    Beneran kece enggak kaleng-kaleng.

    Kalau bagusnya enggak kebangetan mana bisa serial ini  menjadi salah satu buku terlaris di dunia dengan angka penjualan yang fantastis, terjual 600 juta kopi di seluruh dunia. Telah diterjemahkan ke dalam 85 bahasa dan berhasil meraih seabreg penghargaan dibidang penulisan.

    Selain buku, waralaba Harry Potter juga telah berkembang mencakup film, taman hiburan, permainan video, mainan dan drama.

    Fansnya juga beuuuhhh luar biasa. Cung yang ngaku Potter Head.

     

  • You might also like

    No comments:

    Post a Comment

    Komentar anda merupakan sebuah kehormatan untuk penulis.