Monday, March 17, 2025

Temukan Ikigaimu

 

Temukan Ikigaimu


Saya bukan Wibu, yaitu sebutan untuk orang yang sangat terobsesi dengan budaya Jepang. Termasuk sejarah, anime, manga, bahasa, game maupun cosplay. Jadi pengetahuan saya sangat terbatas tentang negara matahari terbit ini.

Hal-hal yang saya tahu, hanya yang pernah diajarkan di sekolah. Seperti Jepang pernah menjajah Indonesia selama 3,5 tahun, atau peristiwa pengeboman Hiroshima dan Nagasaki yang terjadi pada tahun 1945. Dimana peristiwa tersebut tidak hanya membuat Jepang luluh lantak, juga sekaligus mengakhiri perang dunia kedua. (Old school banget kan?)

Kalau kulinernya yang saya tahu cuma Sushi sama ramen (kalau tidak tahu, itu sih kebangetan ya). Okh iya satu lagi, saya tahu Timnas sepak bola Jepang menjadi langganan masuk Piala Dunia mewakili Asia.

Itu saja? Iya itu saja…jangan diketawain dong.

Tapi entah mengapa saat berkunjung ke toko buku beberapa waktu yang lalu. Tiba-tiba saya tertarik dengan sebuah buku bersampul hitam, desainnya simpel tapi cantik banget. Buku itu karya Ken Mogi, Ph.D yang berjudul The Book Of Ikigai.

Teman-teman tahu kan? Kalau di toko buku, kita tidak diizinkan untuk membuka plastik segelnya. Jadi  saya hanya bisa mengintip sekilas dari blurbnya. Empat paragraf barisan hurup-hurup yang tercetak pada bagian belakang cover itu, cukup untuk membuatku jatuh cinta dan segera ingin meminangnya. Pada covernya juga tertulis The Book of Ikigai Untuk Hidup Seimbang, Lebih Bahagia dan Panjang umur. Keren banget kan?


Temukan Ikigaimu


Dalam Bahasa Jepang, Ikigai merupakan istilah umum yang dapat digunakan bukan hanya untuk mencapai target atau prestasi-prestasi besar. Tetapi dapat pula digunakan pada hal-hal kecil  dalam kehidupan sehari-hari secara luwes.

Secara harpiah Ikigai terdiri dari dua kata Iki (untuk hidup) dan gai (alasan).

Ikigai telah menjadi konsep hidup yang mengakar dalam budaya bangsa Jepang, mereka menggunakan ikigai dalam kehidupan sehari-hari, meski tidak selalu tahu apa arti istilah itu sesungguhnya.

Hal itu membuktikan betapa pentingnya ikigai, terutama jika diperhitungkan hipotesis leksikalnya, seperti yang pertama kali dikemukakan oleh Francis Galton pada abad ke 19. Menurut psikolog Inggris ini, sifat-sifat individu yang penting dalam kepribadian suatu ras menjadi tertanam dalam bahasa kebudayaan itu, semakin penting sifatnya, semakin mungkin terbentuk menjadi sebuah kata. Fakta bahwa Ikigai telah terbentuk menjadi sebuah lafal, menandakan konsep ini mengacu pada sebuah karakteristik psikologis utama yang relevan dengan kehidupan bangsa Jepang.

Ikigai melambangkan kebijaksanaan hidup bangsa Jepang, kepekaan dan tatalaku yang berkaitan dengan unik pada masyarakat Jepang, yang telah berevolusi selama lebih dari ratusan tahun dalam sebuah kelompok yang erat.

Terdapat lima pilar dalam Ikigai yaitu :

a. Pilar 1 : Awali dengan hal yang kecil

b. Pilar 2 : Bebaskan diirimu

c. Pilar 3 : Keselarasan dan kesinambungan

d. Pilar 4 : Kegembiraan dari hal-hal kecil

e. Pilar 5 : Hadir di tempat dan waktu sekarang

Masing-masing pilar tersebut menyediakan kerangka sebagai fondasi yang sangat penting untuk memahami Ikigai dengan baik, sehingga seorang individu dapat mengembangkan ikigainya. Pilar-pilar ini tidak memiliki urutan khusus atau hierarki dan saling berhubungan satu sama lain.

Ken Mogi dalam buku ini mengajak kita untuk menemukan ikigai masing-masing, dengan menyajikan serangkaian kisah inspiratif orang-orang yang memiliki ikigai. Sehingga mereka mendapat pencapaian yang sangat luarbiasa.

Tapi jangan salah sangka dulu ya teman-teman, memang benar orang yang mempunyai ikigai bisa menghasilkan kesuksesan. Tapi kesuksesan itu bukan prasyarat untuk memiliki ikigai. Jadi ikigai bisa dimiliki oleh siapa saja.


Temukan Ikigaimu


Kisah yang paling di higlight oleh Ken Mogi disini  adalah keberhasilan seorang Jiro Ono, pemimpin restoran  sushi Sukibayashi Jiro, yang mendapatkan pujian dari presiden Barack Obama.

Pemimpin negeri Paman Sam itu dalam sebuah laporan, mengatakan bahwa sushi yang dinikmatinya pada sebuah jamuan malam, dalam salahsatu kunjungannya ke Jepang.  Merupakan sushi terlezat yang pernah dia makan.

Tentu saja pujian itu sangat istimewa karena datang dari seseorang yang dibesarkan di Hawaii, dimana pengaruh Jepang sangat kental di sana termasuk sushi. Jadi Obama tahu banget dong mana sushi yang enak dan enggak. Terus sebagai seorang presiden, tentu Obama memiliki pengalaman haute cuisine (proses memasak dan penyajian makanan kualitas tinggi  dengan gaya hidangan tradisional Prancis) sebelumnya.

Sebagai pemilik restoran sushi yang ternama di dunia seperti Jiro Ono, mendapat pujian dari seorang presiden Amerika Serikat dan diakui sebagai koki bintang tiga Michelin tertua merupakan sumber bagi ikigai. Tetapi ikigai tidak terbatas pada ranah-ranah pengakuan duniawi.

Ono bisa menemukan ikigai dari hal-hal sederhana seperti dapat menyuguhkan tuna terlezat kepada seorang pelanggan yang tersenyum. Atau dapat merasakan udara segar, saat dia akan pergi ke pasar ikan Tsukiji pada waktu fajar.

Ia juga bisa menemukan ikigai dalam secangkir kopi yang dinikmatinya saat akan mengawali hari. Bahkan ikigai dapat ditemukan oleh Ono pada sinar lembut mentari pagi yang menembus dedaunan , ketika berjalan menuju restorannya yang berada di pusat kota Tokyo.

Karena memiliki makna ikigai yang begitu mendalam, lelaki tua ini pernah menyampaikan harapannya ingin mati saat membuat sushi. Mungkin sushi terakhir yang kubuat adalah kohada”


Temukan Ikigaimu


Meskipun pada kenyataannya untuk membuat sebuah hidangan sushi yang lezat,  banyak langkah-langkah sepele yang sangat monoton serta menghabiskan waktu yang harus ia lakukan.

By the way, tahu kah teman-teman? Dalam sebuah riset yang dilaksanakan selama tujuh tahun, dengan responden sebanyak 54.996 klien Pusat Kesehatan Publik Osaki dengan rentang usia 40 sampai 79 tahun. Hasil penelitian tersebut kemudian dirilis dalam sebuah jurnal kesehatan yang berjudul Makna Hidup yang Pantas [Ikigai] dan Mortalitas di Jepang: Studi Oshaki, dll yang diterbitkan pada tahun 2008. Dapat disimpulkan bahwa mereka yang memiliki rasa ikigai, dengan mengacu pada kerangka berpikir para responden dapat menciptakan kehidupan yang aktif dan bahagia.


Temukan Ikigaimu


Si Cantik Teman Diakhir Pekan

Buku ini,  dengan ketebalan kurang dari dua ratus halaman dapat saya selesaikan hanya dalam 2-3 hari. Selain tidak terlalu tebal, membaca buku ini sangat menyenangkan. Menyimak kisah orang-orang yang memiliki ikigai membuat saya terinspirasi juga terkagum-kagum, dengan kesabaran dan kekuatan untuk mendapatkan ikigai mereka.

Bukan hanya itu, yang membuat saya betah membaca karya Ken Mogi,Ph.D ini. Bukan hanya cover depannya saja lho yang didesai dengan cantik, bagian dalamnya juga. Judul pada setiap bab dicetak dalam kertas berwarna ping tua berhiaskan bunga sakura, begitupun dengan kata-kata pentingnya. Sehingga mudah ditemukan saat ingin membacanya lagi. Gemesh girly pisan.

Jadi teman-teman si cantik ini bisa banget dibaca pada akhir pekan sebagai teman untuk melepas lelah dan jangan lupa temukan ikigaimu.

 

No comments:

Post a Comment

Komentar anda merupakan sebuah kehormatan untuk penulis.