Wednesday, March 19, 2025

The chronicles of Ghazi The Clash of Cross and Crescent : Book Review

 

The chronicles of Ghazi The Clash of Cross and Crescent : Book Review


The chronicles of Ghazi The Clash of Cross and Crescent, merupakan buku kedua dari serial The Chronicles of Ghazi karya Felix Y Siauw dan Sayf Muhammad Isa. Menemaniku ngabubureadku menjadi lebih bersemangat. Selain ceritanya seru,  buku ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar ilustrasi yang menggambarkan adegan dalam cerita. Jadi lebih mudah membayangkannya, seperti lagi nonton film dalam kepala.

Judul Buku : The Chronicle Of Ghazi The Clash Of Cross and Crescent | Penulis : Felix Y. Siauw | Ilustrator : Sayf Muhammad Isa | Penerbit : Al-Fatih Press |Tahun Terbit : 2016, Oktober Cetakan III | Jumlah Halaman : 363 |

The chronicles of Ghazi The Clash of Cross and Crescent : Book Review


Kelahiran Sang Penakluk

Keberhasilan kesultanan Turki Ustmaniyah menaklukan berbagai wilayah kristendom membuat lawannya kalang kabut. Mereka pun berusaha keras mencari cara agar dapat  menghentikan laju Turki Ustmaniyah. Salah satunya dengan mendirikan Ordo Naga seperti yang disarankan oleh permaisuri kerajaan Hungaria, Ratu Barbara Celje.

Selain itu, Sang Permaisuri bertopeng perak ini memerintahkan anak buahnya untuk menghabisi semua anak-anak Sultan Murad II.  Agar terjadi kekacauan di kesultanan Turki Ustmaniyah, jika Sultan Murad II wafat tanpa meninggalkan seorang pewaris.

George, pelayan setia Ratu Barbara, memerintahkan Baba Najat untuk menjadi eksekutor perintah jahat itu. Laki-laki berhidung besar dan bengkok ini menyusup secara  diam-diam ke Kantor Wali Amasya, dengan menyamar sebagai pelayan dan berhasil merenggut nyawa kedua anak sultan Murad. Saat itu Ahmed dan Ali  sedang menjadi Wali atau Amir di daerah tersebut. (timingnya beda ya teman-teman).

The chronicles of Ghazi The Clash of Cross and Crescent : Book Review


Setelah Ahmed dan Ali syahid, Sultan Murad II menggantungkan cita-cita dan harapan untuk menaklukan Konstantinopel kepada putra bungsunya yaitu Mehmed. Agar keamanan putra bungsunya lebih terjamin, Sang Sultan memerintahkan Mehmed untuk kembali ke Edirne dan senantiasa mendapat pengawalan dari pasukan Janisary.

Sang Sultan pun benar-benar mempersiapkan Mehmed untuk mendapatkan anugerah menjadi sebaik-baik pimpinan sebagaimana yang dibisarahkan Oleh Rasulullah Saw. Ia meminta Syaikh Qur’ani dan Syaikh Aaq Syamsudin untuk menjadi guru bagi putra bungsunya.

Selain itu,  Mehmed juga menjadi siswa di Mekteb I Harbiye yaitu Akademi Militer Turki Ustmani yang sekaligus menjadi Pusat Pelatihan Prajurit Ustmani. Meskipun Mehmed adalah seorang Sehzade atau pangeran,  disana ia diperlakukan sama dengan murid-murid lainnya. Ia  digembleng dengan latihan-latihan keras dan melelahkan.

Mekteb i Harbiye pun menjadi tempat yang mempertemukan takdir dua orang anak manusia yang belajar dan tumbuh bersama, yang kelak kemudian hari menjadi musuh besar yaitu Mehmed dan Vlad Dracula. Keduanya akan saling berhadapan pada sisi yang berseberangan.  

Vlad Dracula sejatinya adalah tahanan yang dijadikan jaminan oleh ayahnya, Vlad seorang bangsawan Walachia, agar Sultan Murad berkenan memberi bantuan militer. Untuk merebut kembali kedudukannya sebagai Voivode Walachia yang dijatuhkan oleh klan Danesti atas sokongan dari kerajaan Hungaria.

The chronicles of Ghazi The Clash of Cross and Crescent : Book Review


2in1

Membaca buku bergenre faksi seperti The chronicles of Ghazi The Clash of Cross and Crescent ini, saya bisa mendapat keuntungan yang berlipat (kok kayak lagi jualan aja ya?), maksudnya manfaat lebih. Soalnya selain terhibur dengan jalan ceritanya, kita juga dapat menambah ilmu pengetahuan.

Seandainya semua buku sejarah diceritakan seperti ini, pasti deh anak-anak muda suka bacanya. Pesan-pesannya juga akan tersampaikan dan dapat diingat dengan baik. Karena hati mereka senang dan terhibur menyimak ceritanya, tidak merasa sedang belajar.

Ngomong-ngomong soal pesan, saya dapat menangkap pesan dari buku ini bahwa orang tua harus senantiasa menghidupkan cita-cita kepada anak sejak dini. Sebagaimana halnya yang dilakukan oleh Sultan Murad dan leluhurnya kepada anak keturunan mereka.

Para penguasa Turki Ustmani senantiasa menggaungkan harapan dan cita-cita untuk menaklukan Konstantinopel, dalam benak anak-anaknya dari ke waktu. Bahkan Ahmed dan Ali sebelum menghembuskan napas terakhirnya mengatakan kepada adik mereka “Ghazi……Konstantinopel…..”. MasyaAllah luar biasa.


The chronicles of Ghazi The Clash of Cross and Crescent : Book Review


Selain itu, buku ini juga menggambarkan bagaiamana lingkungan itu dapat membentuk kepribadian seorang anak. Vlad Dracula yang dari kecil akrab dengan balas dendam, perilaku kasar dan kekejaman. Ia tumbuh menjadi anak yang dingin dan kejam.

Pada usia yang begitu dini, anak itu sudah bisa menghilangkan nyawa seorang penjaga makam karena dianggap telah menghina  ibunya. Dia juga menginginkan kematian ayahnya karena merasa kecewa telah dititipkan di Kesultanan Turki yang notabene adalah musuh yang harus dibumihanguskan.

Okh iya buku ini juga dilengkapi dengan catatan-catatan kaki yang memberi penjelasan sebuah peristiwa atau perbuatan dalam sudut pandang Islam, misalnya datang ke peramal atau hujan deras yang dianggap tanda kesialan. Dalam catatan kaki diterangkan bahwa perbuatan tersebut dalam Islam termasuk perbuatan syirik.

Mencerahkan banget kan? Keren pisan.

Baca buku ini juga jadi tahu beberapa istilah Turki misalnya pedang khas turki disebut dengan scimitar, kalau belatinya disebut yatagan.


Pesan Syaikh Aaq Syamsudin Kepada Mehmed

Aku tahu, Nak, bahwa kalau engkau berkonsentrasi beribadah dan meninggalkan kesultanan, maka semua kenikmatan menjadi sultan akan runtuh dihadapan kenikmatanmu beribadah kepada Allah. Tetapi, Nak, keberadaanmu di kursi kesultanan jauh lebih bermanfaat bagi orang banyak, daripada engkau menikmati ibadahmu sendiri”

 

No comments:

Post a Comment

Komentar anda merupakan sebuah kehormatan untuk penulis.